Penggalankalimat di atas menggunakan keterangan . Jawaban = cara Pembahasan = Teks sejarah menggunakan beberapa fungsi keterangan khususnya keterangan cara, waktu dan tempat. Keterangan cara menunjukkan bagaimana cara sesuatu itu terjadi. SOAL 7 Berikut ini yang bukan termasuk teks sejarah adalah . Jawaban =
Sobat Pintar sudah tahu apa itu teks cerita sejarah? Jika Sobat Pintar pernah membaca sebuah teks yang berisi mengenai asal usul benda atau kronologi peristiwa pada masa lampau, itulah yang disebut dengan teks cerita sejarah. Lalu apa sebenarnya teks cerita sejarah? Yuk, Kita belajar bersama mengenai pengertian, struktur, jenis, dan ciri kebahasaan teks cerita sejarah, Sobat! Pengertian Teks Cerita Sejarah Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dari sini kita dapat mengetahui apa itu teks cerita sejarah. Teks cerita sejarah adalah teks yang di dalamnya menceritakan fakta atau kejadian masa lampau yang melatar belakangi terjadinya suatu peristiwa dan memiliki nilai sejarah. Dengan demikian, teks cerita sejarah haruslah memuat sebuah cerita yang terjadi di masa lampau dan memiliki pengaruh serta dikenang oleh banyak orang, sebab tidak semua cerita di masa lampau memiliki nilai sejarah bagi banyak orang. Teks sejarah bukan termasuk cerita imajinasi seutuhnya, sebab tokoh dan latar peristiwa benar-benar ada. Namun, penyajian teks cerita sejarah dapat menggunakan gaya penulisan prosa fiksi maupun nonfiksi. Teks cerita sejarah memiliki kesamaan struktur dengan novel dan cerpen, ketiganya termasuk ke dalam jenis cerita ulang. Struktur tersebut yaitu orientasi, pengungkapan peristiwa, konflik, komplikasi, evaluasi, dan koda. 1. Orientasi Orientasi bisa disebut juga dengan bagian perkenalan karena pada tahap ini akan dimuat pengenalan tokoh, latar tempat, waktu, bahkan suasana, sudut pandang, dan hubungan dari para tokoh. 2. Pengungkapan peristiwa Bagian ini menceritakan peristiwa atau kejadian awal yang berpotensi menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran yang menghadang tokoh, terutama tokoh utama. 3. Konflik rising action Pada tahap rising action ini, penulis akan menunjukan konflik atau masalah yang mulai semakin rumit antartokoh. 4. Komplikasi puncak masalah Komplikasi merupakan bagian yang paling mendebarkan, menghebohkan dan memuncak dari masalah. Di dalamnya berisi pertikaian atau peristiwa lainnya yang dihadapi oleh para tokohnya. 5. Resolusi penyelesaian masalah Setelah pembaca dibuat heboh dengan memuncaknya konflik, tentu saja harus ada penyelesaian atau resolusi. Nah, di bagian inilah penulis menceritakan akhir dari suatu masalah atau tahap penyelesaian. 6. koda Sobat, koda ini bersifat optional, nih! Jadi, tidak semua teks cerita sejarah memiliki koda, ya. Koda merupakan penutup dari sebuah novel yang berisikan komentar atau kesimpulan dari cerita tersebut. Jenis-Jenis Teks Cerita Sejarah Fiksi Teks cerita sejarah fiksi merupakan teks cerita sejarah yang sebagian besar bersifat subjektif berdasarkan pandangan pengarang atau penulis. Adapun contoh teks cerita sejarah fiksi adalah novel sejarah, cerpen, legenda, dan roman. Berikut ciri-ciri teks cerita sejarah fiksi Alur atau jalan cerita disusun berdasarkan dunia nyata. Gambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih dalam. Pengembangan karakter tokoh tidak sepenuhnya terungkap. Menyajikan kehidupan sesuai pandangan pengarang. Nonfiksi Teks cerita sejarah nonfiksi merupakan teks cerita sejarah yang secara keseluruhan isinya didasarkan pada fakta atau benar-benar terjadi. Adapun contoh teks cerita sejarah nonfiksi adalah biografi, autobiografi, cerita perjalanan, dan catatan ciri-ciri teks cerita sejarah nonfiksi Tersusun oleh fakta yang objektif. Gambaran kehidupan tokoh ditulis lebih lengkap berdasarkan fakta. Menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah Kata ganti orang ketiga Penulis teks cerita sejarah sering kali menempatkan dirinya sebagai orang ketiga dalam cerita. Artinya, penulis memposisikan dirinya berada di luar cerita dan mengisahkan orang lain di dalam cerita. Nah, kata ganti orang ketiga ini terbagi menjadi dua, yaitu Tunggal Ia, beliau, dia, dan nya. Jamak Mereka. Selain itu, di dalam teks cerita sejarah, kata ganti orang ketiga bisa juga berupa nama orang atau nama tokoh Verba material . Teks cerita sejarah kerapkali menggunakan verba material di dalamnya. Verba material adalah suatu kata yang digunakan untuk menunjukkan suatu kegiatan fisik. Contohnya seperti membaca, melempar, memotong, melawan, dan yang lainnya. Konjungsi temporal Karena teks cerita sejarah menceritakan asal usul sebuah peristiwa sejarah, penyusunan alur ceritanya dapat dipastikan urut atau secara kronologis. Oleh sebab itu, dalam teks cerita sejarah akan dijumpai konjungsi temporal, yaitu kata hubung yang berfungsi untuk menata urutan peristiwa yang diceritakan. Contohnya adalah setelah, lalu, kemudian, dan lainnya. Kata keterangan Teks cerita sejarah sama dengan karya sastra jenis prosa lainnya sehingga di dalamnya akan ada kata keterangan, baik keterangan waktu, tempat, atau suasana yang melatarbelakangi terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita. Nah, Sobat, segitu dulu nih materi mengenai teks cerita sejarah. Ternyata mudah, bukan? Selain materi teks cerita sejarah, kalian juga bisa belajar tentang materi-materi Bahasa Indonesia yang lebih lengkap melalui aplikasi Aku Pintar di fitur Belajar Pintar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sampai bertemu di pembahasan berikutnya, Sobat Pintar! Writer Khusnia Bentukteks berupa yaitu teks cerita sejarah ( recount ). Memiliki struktur teks secara umum berupa orientasi, urutan peristiwa, reorientasi. Sering memakai konjungsi temporal Berisikan sebuah fakta yang sudah terjadi di masa lalu
Apakah kalian tahu pengertian dan struktur teks cerita sejarah? Pasti sudah mengetahui waktu masa sekolah kan. Nah, cerita sejarah ini juga bisa diterbitkan menjadi sebuah buku juga ya. Secara umum, pengertian teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan mengenai fakta dan kejadian di masa yang sudah berlalu, khususnya tentang asal-usul sesuatu yang bernilai sejarah seperti pahlawan, cerita yang mengubah peradaban, peninggalan dan lain sebagainya. Kemudian, bagaimana urutan struktur teks cerita sejarah yang benar dan tepat. Nah, untuk mengetahui lebih lengkap penjelasannya, yuk pahami berikut ini. Daftar Isi 1Struktur Teks Cerita Sejarah1. Orientasi2. Peristiwa3. ReorientasiCiri-Ciri Teks Cerita SejarahBentuk Penyajian CeritaContoh teks cerita sejarah Teks cerita sejarah terdiri dari tiga struktur, yaitu disusun oleh bagian orientasi, urutan peristiwa dan reorientasi. 1. Orientasi Pendahuluan atau orientasi merupakan bagian pembuka teks cerita sejarah. Untuk memahaminya dengan mudah, dalam pendahuluan pastinya diisi dengan pengenalan para tokohnya, suasananya serta waktu kapan kejadian tersebut terjadi. Nah, bisa juga ditambahkan latar tempat supaya pendahuluan bisa dapat dipahami dengan baik. 2. Peristiwa Kedua, penjelasan, penggambaran dan cerita mengenai rekaman peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi. Pastinya, yang namanya peristiwa sangat erat kaitannya dengan narasi. Nah, dalam cerita peristiwa ini juga mengandung unsur narasi yang menggunakan urutan cerita alur cerita serta latar-latar lainnya yang mendukung terjadinya peristiwa tersebut terjadi dan memperkuat sejarah secara fakta. 3. Reorientasi Bagian terakhir dari teks sejarah adalah diisi dengan bagian penutup atau reorientasi, yang berisikan pendapat penulis atau komentar-komentar kesimpulan tentang peristiwa yang diceritakan. Pada bagian penutup ini, sudut pandang penulis menjadi penjelasannya sebab setiap orang menulis pasti punya sudut pandang dan pesan yang disampaikan bahkan orang yang membacanya nanti belum tentu sama persis dengan keinginan penulis. Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah Setelah mengetahui urutan struktur teks sejarah, kenali dulu ciri-ciri teks sejarah supaya tidak salah menulis dan pastinya mematuhi aturan yang sudah tetap. Berikut ini 7 ciri-ciri teks cerita sejarah yang harus diperhatikan. 1. Alur Cerita, artinya peristiwa disampaikan dalam bentuk kronologi 2. Biasanya berupa cerita ulang, kan namanya sejarah jadi sumbernya juga hampir sama. 3. Menggunakan konjungsi temporal. 4. Berisi fakta-fakta sejarah yang valid. 5. Menggunakan keterangan waktu dalam bentuk lampau 6. Menggunakan kata kerja yang menyatakan tindakan. Contoh pergi, melempar, memukul, dan lain-lain. 7. Dalam menceritakan sejarah, digunakan keterangan waktu seperti pada masa …, atau kemarin dan lain sebagainya. Bentuk Penyajian Cerita Teks cerita sejarah disajikan dalam bentuk narasi dan diceritakan secara kronologis dengan adanya alur cerita yang runtut. Oleh karena itu, teks ini tergolong juga sebagai teks narasi yang memiliki unsur tokoh, latar, dan konflik. Bagaimana ciri-ciri teks narasi? Pahami penjelasanya di artikel Struktur dan Pengertian Teks Narasi. Contoh teks cerita sejarah Beberapa contoh teks cerita yang berisi sejarah di Indonesia dan sering kita baca pastinya. Perang PuputanPerjalanan Jenderal SoedirmanSejarah Candi BorobudurRuntuhnya kerajaan majapahitLegenda Roro JonggrangSejarah Lawang SewuPerang dunia 1 dan 2Biografi Nelson Mandeladan lain-lain. Semoga pembahasan tentang Struktur Teks Narasi dan seluk beluknya diatas mudah dipahami dan pastikan kalian menulisnya dengan baik. Selain itu, referensi rujukan menjadi unsur penting untuk menulis sejarah karena tidak boleh sembarangan dan asal. Buku-Buku sejarah yang bisa dijadikan referensi, bisa kalian dapatkan di Toko Buku Online Deepublish ya. Berikut beberapa Rekomendasi Buku Sejarah.
Strukturteks cerita sejarah terdiri atas judul, pendahuluan, rakaan kejadian dan penutup. Di dalam teks di atas juga terdapat struktur ini dari mulai judul sampai penutup. Judul. Judul merupakan kata kunci yang mewakili keseluruhan cerita. Pada teks cerita sejarah, judul dapat berupa nama sebuah benda, nama tempat, peristiwa, atau yang lainnya
STRUKTUR TEKS CERITA SEJARAH – Peristiwa sejarah yaitu peristiwa yang sudah pernah terjadi di waktu yang jauh atau masa lampau. Artinya teks cerita sejarah adalah suatu teks atau tulisan yang berisikan deretan cerita-cerita yang menceritakan peristiwa yang sudah berlangsung. Pada cerita sejarah biasanya yang dibicarakan adalah peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat, kesinambungan yang masih berlangsung di masyarakat, atau perubahan yang terjadi di masyarakat. Cerita sejarah biasanya bersifat edukasi dan perlu dipelajari untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi. Karena peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi tersebut memiliki peran penting pada perubahan masa sekarang. Sehingga perlu dikenang dan dijaga perubahan yang disebabkan karena sejarah tersebut. Untuk mengenang dan menjaga perubahan yang disebabkan karena peristiwa-peristiwa tersebut, maka dibuatlah catatan-catatan teks yang berisikan urutan-urutan peristiwa sejarah. Pembahasan tentang ini merupakan pembahasan materi anak sekolah, mungkin bagi yang masih sekolah artikel ini bisa membantu dalam kegiatan belajar. Pengertian Teks Cerita Sejarah Sumber Teks cerita sejarah adalah catatan-catatan yang menjelaskan cerita atau peristiwa mengenai fakta yang pernah terjadi di masa lampau dan memiliki nilai sejarah. Teks cerita sejarah pada umumnya berisikan pengertian atau definisi, struktur teks cerita sejarah, kaidah pembahasan, dan contoh cerita sejarah untuk memperjelas. Mempelajari unsur-unsur yang ada dalam teks cerita sejarah tentunya sangat diperlukan, supaya catatan-catatan sejarah bisa tersusun dengan benar, nyambung, dan mudah dipahami saat dibaca. Apabila teks cerita sejarah dibuat dengan asal-asalan tentu tidak menutup kemungkinan alur cerita bisa salah, susah dipahami, dan berakibat kekeliruan pengetahuan tentang sejarah yang dipelajari. Oleh karena itu, sebelum kita membuat teks sejarah sebaiknya pelajari dulu apa saja urutan-urutan atau tahapan dalam membuat teks sejarah. Untuk hal ini kita perlu mempelajari yang namanya struktur teks cerita sejarah. Sumber Struktur teks cerita sejarah adalah suatu deskripsi atau gambaran bagaimana membangun suatu teks yang menceitakan suatu sejarah. Dalam membuat cerita teks sejarah kita harus memperhatikan struktur-struktur teksnya, apakah sudah sesuai dengan standar untuk membuat teks cerita sejarah atau belum. Untuk mempermudah hal ini, dalam dunia materi pembelajarannya sudah dibuatkan standar struktur teks cerita sejarah. Hal ini tentu merupakan hal yang sudah didiskusikan oleh pihak yang berwenang. Apa saja struktur pembuatan teks cerita sejarah? Berikut ini adalah struktur teks cerita sejarah yang sudah ada dan perlu untuk diketahui sebelum membuat sebuah teks yang berisikan cerita sejarah. 1. Orientasi Orientasi yaitu tahapan atau struktur paling pertama disampaikan dalam pembuatan teks cerita sejarah. Isi pada bagian struktur ini yaitu tahapan pembukaan cerita sejarah dan sedikit menyinggung ke tema sejarah yang akan dibahas. 2. Urutan Peristiwa Pada urutan struktur ini berisikan tahapan urutan peristiwa yang berdasarkan dengan sumber seperti rekaman peristiwa yang berurutan dari waktu pertama terjadinya peristiwa sejarah tersebut. Jadi pada tahap struktur ini harus benar-benar hati-hati, karena pada tahap ini inti dari sejarah tersebut diceritakan. 3. Reorientasi Reorientasi merupakan tahapan yang berisikan pendapat atau pilihan yang sifatnya pribadi dari penulis, biasanya bersifat komentar terhadap sejarah yang sudah ditulis. Jadi pada urutan struktur ini penulis bisa menulis apa saja yang besifat komentar dan bisa juga ajakan atau sebagainya yang masih berhubungan dengan cerita sejarah tersebut. Ketiga struktur tersebut merupakan struktur dasar dalam pembuatan teks cerita sejarah atau yang biasa disebut dengan struktur teks cerita sejarah. Jika sudah memenuhi struktur tersebut berarti teks tersebut sudah memenuhi standar teks cerita sejarah. Pengetahuan tentang struktur teks cerita sejarah tentu bermanfaat apabila kita akan membuat suatu teks yang berisikan tentang cerita sejarah. Selain struktur teks cerita sejarah, ada hal lain yang perlu diketahui dalam teks cerita sejarah, yaitu kaidah kebahasaan yang dipakai dalam teks cerita sejarah. Kaidah Teks Cerita Sejarah Sumber Dalam proses mengenali teks cerita sejarah tentu tidak lengkap apabila hanya mengetahui pengertian teks cerita sejarah dan struktur teks cerita sejarah. Untuk mempermudah mengenali dan memahai sebuah teks cerita sejarah kita perlu tahu kaidah teks cerita sejarah yang diterapkan. Tujuannya apabila ingin membuat tek cerita sejarah jadi lebih mudah. Di dalam suatu teks cerita sejarah ada hal yang bisa dengan mudah kita kenali, yaitu kaidah kebahasaan yang dipakainya. Jadi kaidah kebahasaan bisa dipakai untuk mengetahui ciri-ciri suatu teks cerita sejarah. Apa saja ciri-ciri dari kaidah kebahasaan yang dipakai dalam teks cerita sejarah? Berikut ini adalah penjelasannya. 1. Kata Ganti Kata ganti atau biasa disebut juga dengan pronomia adalah suatu jenis kata yang dipakai untuk menggantikan nomina atau frasa nomina kemudian dalam penggunaan kata ganti untuk nama seseorang. Seperti kata saya, ini, nya, kapan, dan lainnya. 2. Kata Keterangan Kata keterangan atau bisa disebut juga dengan frasa adverbial yaitu suatu jenis kata yang menunjukan waktu, peristiwa, kejadian, dan tempat. Seperti kata tahun lalu, minggu lalu, tadi malam, dan sebagainya. 3. Kata Kerja Material Kata kerja material atau biasa disebut juga dengan verba material merupakan suatu jenis kata yang mempunyai fungsi sebagai penujuk sebuah perbuatan yang nyata dan sudah dilakukan oleh partisipan. Seperti kata kerja material memasak, membaca, membersihkan, dan sebagainya. 4. Kata Sambung Waktu Kata sambung waktu bisa disebut juga dengan konjungsi temporal. Kata sambung waktu yaitu suatu jenis kata yang memiliki fungsi menata urutan terjadinya peristiwa sejarah yang diceritakan. Pada teks cerita sejarah biasanya banyak menggunakan dan memanfaatkan kata penghubung temporal. Ke 4 ciri-ciri tersebut tentu bisa membantu dalam memahami dan mengetahui teks cerita sejarah. Jadi, dalam teks cerita sejarah setidaknya ada ciri-ciri di atas untuk mempermudah mengenali isi yang berkaitan dengan sejarah dalam struktur teks cerita sejarah. Contoh Teks Cerita Sejarah 1. Bagian Orientasi Internet merupakan suatu jaringan komputer yang awal mulanya dibuat oleh departemen pertahanan milik Amerika Serikat di tahun 1969. Tujuan dari pembuatan atau penciptaannya internet adalah untuk keperluan militer. Sistem pertama yang digunakan yaitu sistem yang berbasis UNIX, yang mendemostrasikan perangkat keras dengan perangkat lunak untuk keperluan komunikasi jarang jauh yang tidak terjangkau oleh sambungan telefon dulu. Demontrasi yang dilakukan meliputi ketangkasan jaringan, bentuk, dan kapasitas informasi jaringan yang bisa dipindahkan. Akhirnya setelah melalui uji coba sampai uji ARPANET yang bertujuan untuk menentukan pembangunan suatu protokol baru. internet protokol. Seperti yang dibahas di atas bahwa tujuan dibuatnya internet yaitu untuk kepentingan militer saja. Waktu itu departemen pertahanan Amerika Serikat menempatkan beberapa komputer di tempat atau daerah yang menjadi titik vital. Dan dibikinnya jaringan internet antara daerah-daerah yang menjadi titik vital bertujuan untuk mengantisipasi serangan nuklir dan serangan lainnya. 2. Bagian Urutan Peristiwa Pada mulanya ARPANET hanya untuk menghubungkan kurang maksimal 4 situs saja, yaitu University of California, University of Utah, Standford Research Instittute, dan Santa Barbara. Ke 4 situs tersebut membentuk suatu jaringan yang terpadu pada tahun 1969 yang lalu. Pada bulan Oktober 1972 Arpanet secara resmi diluncurkan. Seiring berjalannya waktu proyek tersebut semakin berkembang dan menjadi luas sampai keseluruh daerah Amerika Serikat. Hal tersebut membuat berbagai Universitas antusias untuk ikut bergabung. Karena banyaknya Universitas yang ingin ikut berantusias, akhirnya Arpanet dipecah menjadi 2 bagian. Bagian tersebut bernama Milnet untuk keperluan militer, dan Arpanet baru untuk keperluan non militer. Ke 2 sistem tersebut diberi nama DARPA Internet. Seiring perkembangan zaman dan semakin banyaknya pengguna sistem tersebut akhirnya mengalami bentuk kesderhanaan nama yaitu internet. 3. Bagian Reorientasi Sistem internet hingga kini sudah menjadi suatu yang penting bagi banyak orang. Seperti orang perkantoran, anak sekolah, dan orang umum lainnya. Tentunya akses internet bagi orang banyak merupakan sarana mencari sumber informasi yang paling mudah dan cepat. Demikian informasi seputar teks cerita sejarah yang bisa disampaikan pada artikel ini. Meliputi pengertian teks cerita sejarah, struktur teks cerita sejarah, kaidah teks cerita sejarah, dan contohnya. Semoga bermanfaat.
Pertanyaan Perhatikan penggalan teks cerita sejarah di bawah ini! Berita kekalahan Jepang terhadap Sekutu dapat disembunyikan, dengan perjanjian Post Dam Jepang menyerahkan kekuasaanya kepada Sekutu dan otomatis di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia dengan memproklamasikan kemerdekaan
Perhatikan penggalan teks cerita sejarah di bawah ini! Internet adalah sebuah jaringan komputer yang pada mulanya diciptakan oleh Departemen Pertahanan milik Amerika Serikat pada sekitar tahun 1969. Awal mula diciptakannya internet adalah untuk kepentingan militer. Dengan sistem sistem operasi berbasis UNIX, mereka mendemonstrasikan dan mencoba perangkat keras dan lunak untuk berkomunikasi secara jarak jauh yang jaraknya tidak terjangkau melebihi jarak sambungan telepon. Penggalan teks cerita sejarah di atas merupakan salah satu struktur teks cerita sejarah, yaitu... Koda yakni bagian berisi penutup atau komentar terhadap keseluruhan isi cerita berupa amanat yang didapat dari cerita tersebut. Berdasarkan pemaparan singkat di atas, cuplikan teks tersebut termasuk ke dalam bagian menuju konflik atau rising action karena berisi awal mula munculnya konflik, yakni golongan muda ingin mendesak golongan tua agar
Pengertian teks cerita sejarah adalah kisah imajinasi yang ditulis dengan tokoh atau latar sejarah yang benar-benar terjadi. Meskipun imajinatif, teks ini tetap memuat sejarah yang faktual, namun hanya digunakan untuk latar belakang dan beberapa unsur lainnya saja. Pada dasarnya hampir semua prosa atau novel dapat memuat nilai sejarah jika gaya penulisan yang digunakan adalah gaya realis. Namun, kandungan sejarahnya tidak akan sekuat teks cerita sejarah. Untuk menghilangkan kekaburan yang rentan terjadi, kita juga harus memahami apa itu teks sejarah. Teks Sejarah Teks sejarah adalah tulisan yang berisi cerita, kejadian atau peristiwa yang benar-benar pernah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Bedanya sangat jelas bahwa teks sejarah bukanlah cerita imajinasi, namun dapat disampaikan melalui gaya penulisan prosa non fiksi atau tetap dikisahkan melalui gaya penulisan sastra. Tentunya, khusus untuk teks yang satu ini kita harus benar-benar memahami apa yang dimaksud dengan sejarah terlebih dahulu. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai definisi sejarah. Sejarah Secara etimologis sejarah berasal dari kata “syajaratun” dibaca syajarah dalam bahasa Arab yang artinya adalah pohon kayu. Makna pohon yang dimaksud adalah mengacu pada menggambarkan pohon tumbuh dari tanah ke atas, bercabang, menumbuhkan dahan, daun, hingga bunga dan bahkan buahnya. Kata sejarah tersimpan makna pertumbuhan atau kejadian Yamin, 1958, Sementara itu, dalam bahasa Inggris, sejarah disebut dengan history. History berasal dari bahasa Yunani yakni historia yang berarti apa yang diketahui karena penyelidikan. Sehingga dapat diartikan bahwa sejarah adalah pengetahuan yang berhubungan dengan bermacam peristiwa yang terjadi di masyarakat melalui proses penyelidikan. Melalui asal muasal arti kata di atas kita dapat mengetahui bahwa sejarah menyangkut suatu rentetan proses terjadinya suatu pengetahuan melalui penyelidikan atau penelitian. Sehingga, sejarah adalah rekam jejak peristiwa yang diambil berdasarkan fakta yang pernah terjadi. Baca juga Pengertian Sejarah Etimologi, Konsep & Fungsi Pengertian Novel Sejarah Sementara itu, novel sejarah berarti tulisan imajinasi atau prosa fiksi yang bertokoh dan/atau berlatar peristiwa sejarah yang ditulis menggunakan gaya novel yang berarti dibahas secara panjang lebar dan mendetail. Meskipun tidak benar-benar merekam kejadian peristiwa atau tokoh nyata, namun dasar sejarahnya ada. Perbedaannya dengan teks cerita sejarah? Teks adalah istilah umum. Teks bisa jadi mengacu pada cerpen, novelet, atau justru skenario drama. Oleh karena itu, teks sejarah merupakan istilah umum yang dapat mengacu pada cerpen, novel, atau drama sejarah. Perlu dipertegas kembali bahwa meskipun kisah dalam novel sejarah adalah cerita imajinasi, latarnya kaya akan sejarah nyata yang pernah terjadi. Misalnya bagaimana Pramoedya Ananta Toer menulis novel sejarah “Bumi Manusia”. Apa saja latar sejarah yang termuat dalam novel tersebut? Contohnya Dulu Indonesia adalah Hindia Belanda dan pemerintahan tersebut benar-benar pernah ada di masa lalu. Dalam novel tersebut juga termuat kisah kekejamaan kolonialisme Belanda. Dceritakan pula mengenai pelanggaran hak asasi manusia, ketidakadilan pengadilan terhadap pribumi, nilai adat istiadat Indonesia, dsb. Meskipun bukan rekaman fakta, namun berbagai kisah tersebut dapat ditelusuri kebenarannya melalui sejarah. Dapat disimpulkan bahwa novel sejarah adalah novel yang di dalamnya terdapat penjelasan dan cerita mengenai fakta kejadian masa lalu yang latar belakang terjadinya memiliki nilai kesejarahan tetapi disajikan berdasarkan imajinasi penulisnya. Perbedaan Teks Sejarah dan Novel Sejarah Simpulannya, teks sejarah adalah fakta, sementara teks cerita dan novel sejarah adalah imajinasi atas fakta. Sementara itu, berikut adalah analisis bandingan perbedaan novel sejarah dengan teks sejarah. No. Teks Sejarah Novel Sejarah 1. Dituntut untuk menyajikan hal-hal faktual yang benar-benar ada dan pernah terjadi. Bebas untuk menggambarkan sesuatu yang tidak pernah ada. 2. Sejarawan wajib untuk menyampaikan sesuatu sebagaimana adanya, sesuai dengan realita, tidak boleh direka atau ditambah-tambahkan. Novelis bebas sepenuhnya dalam menciptakan sesuai dengan imajinasinya mengenai apa, kapan, siapa, dan dimananya, namun tetap memiliki keterkaitan dengan situasi atau tokoh sejarah. 3. Hubungan antar fakta satu dengan yang lainnya perlu direkonstruksi, setidaknya melibatkan topografis atau kronologinya. Imajinasi dan kemampuan mencipta pengaranglah yang mewujudkan cerita sebagai suatu koherensi yang memiliki hubungan dengan situasi sejarah. 4. Sejarawan harus bisa membuktikan bahwa yang dibawakan pada masa kini dapat dilacak eksistensinya di masa lalu. Tidak terikat pada fakta sejarah sepenuhnya, terutama bagi mengenai apa, siapa, kapan dan di mana, tidak butuh bukti atau saksi seperti teks sejarah. 5. Sejarawan terikat pada fakta mengenai apa, siapa, kapan, dan di mana Pelaku-pelaku, hubungan antarpelaku, kondisi, situasi hidup, dan keadaan masyarakat secara universal harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Pelaku atau tokoh, hubungan, situasi, dan kondisi masyarakat dapat berasal dari imajinasi yang hanya memiliki relevansi dengan sejarah. Sumber Tim Kemdikbud 2017, hlm. 51. Novel sejarah dikategorikan sebagai novel rekon atau novel ulang. Novel rekon terdiri dari tiga jenis, yakni Rekon pribadi, yang memuat keterlibatan penulis dalam peristiwa secara langsung. Rekon faktual, berisi kejadian faktual, eksperimen ilmiah, jurnal warta, catatan kepolisian, dsb. Rekon imajinatif, memuat kisah faktual namun dikhayalkan kembali menjadi cerita yang lebih rinci dan menarik. Tentunya novel sejarah termasuk pada rekon imajinatif. Dimana sejarah hanya menjadi dasar untuk berbagai unsur pembangun novelnya saja. Maka dari itu, selain menikmati ceritanya, sangat penting bagi kita untuk mampu mendapat informasi apa saja yang benar-benar faktual dan mana yang imajinasi dari novel sejenis ini. Nilai-Nilai Novel Sejarah Novel sejarah banyak mengandung nilai-nilai yang disajikan secara implisit langsung dan implisit tidak langsung. Sebagian besar nilai yang dihasilkan masih sesuai dengan kehidupan saat ini atau dapat menjadi pembelajaran di masa ini. Berikut adalah nilai-nilai yang dapat hadir dalam novel sejarah. Nilai Budaya Nilai Moral/Etika Nilai Agama Nilai Sosial Nilai Estetis/Keindahan Menentukan Hal Menarik dari Novel Sejarah Kemenarikan yang terdapat dalam novel sejarah akan menghasilkan berbagai pertanyaan yang menyenangkan untuk didiskusikan. Karena, kita akan terus dibuat penasaran oleh berbagai kejadian dan peristiwa yang ada di dalamnya. Benarkah kejadian seperti itu pernah terjadi? Di mana? Apakah tokoh yang mengagumkan itu nyata? Novel sejarah akan terus menggelitik rasa penasaran kita. Selain menghibur, novel jenis ini juga akan memperkaya pengetahuan kita akan sejarah yang tentunya dapat menjadi pembelajaran berguna bagi kita untuk menghadapi masa depan. Menentukan hal menarik dari novel sejarah dapat dilakukan dengan cara berikut ini Kapankah latar dan waktu cerita dalam novel sejarah tersebut? Dimanakah latar novel sejarah tersebut? Peristiwa apa yang dikisahkan? Siapa saja tokohnya? Bagian mana yang menandakan bahwa novel itu adalah novel sejarah? pisahkan antara fakta dan imajinasi Struktur Teks Cerita Sejarah Teks cerita sejarah, seperti cerita lainnya novel, cerpen, dll termasuk dalam kategori cerita ulang. Sehingga, baik teks cerita sejarah ataupun novel sejarah memiliki struktur teks yang sama, yakni orientasi, pengungkapan peristiwa, konflik, komplikasi, evaluasi, dan koda. Berikut adalah struktur teks cerita sejarah menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 43. Pengenalan situasi cerita orientasi, exposition Pada bagian ini, penulis mulai memperkenalkan latar belakang baik waktu, tempat, maupun lokasi dan awal mula kejadian atau peristiwa. Tokoh dan hubungan antartokoh juga mulai diperkenalkan dengan cara yang sesuai dengan kebutuhannya. Pengungkapan peristiwa Bagian ini mengungkapkan peristiwa atau kejadian awal yang berpotensi menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, atau kesukaran yang menghadang tokoh, terutama tokoh utama protagonis. Konflik rising action Disini terjadi peningkatan masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang menyebabkan kesukaran tokoh ikut meningkat pula. Puncak Konflik komplikasiMerupakan bagian yang paling mendebarkan, menghebohkan dan memuncak dari masalah, pertikaian atau peristiwa lainnya yang dihadapi oleh para tokohnya. Penyelesaian resolusi Jika tidak diikuti oleh koda, biasanya bagian ini adalah akhir dari cerita ending yang berisi pengungkapan bagaimana tokoh utama dan tokoh lainnya menyelesaikan berbagai permasalahan yang menimpanya. Terkadang dapat melalui penjelasan maupun penilaian terhadap nasih dan sikap yang dialami oleh tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa. Koda Merupakan komentar yang membahas kembali isi semua peristiwa dan perilaku tokoh yang terlibat. Terkadang bagian ini memberikan interpretasi amanat, tetapi tidak disarankan. Lebih baik biarkan pembaca menyimpulkannya sendiri. Bagian ini adalah opsional, terkadang koda digunakan untuk membuat semacam teaser untuk buku lanjutannya, dsb. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah Teks cerita sejarah memiliki ciri khas atau kaidah kebahasaan dalam penulisannya. Berikut adalah beberapa kaidah kebahasaan teks cerita sejarah. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau, seperti “prajurit diperintahkan untuk membersihkan gudang senjata telah menyelesaikan tugasnya”, “Gajah mada telah berhasil menaklukkan musuhnya”. Banyak menggunakan kata atau konjungsi yang menyatakan urutan waktu kronologis seperti mula mula, setelah itu, lalu, kemudian, sejak saat itu. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan atau biasa disebut kata kerja material menggores, mendayung, menggenggam. Banyak menggunakan kalimat tidak langsung dalam menceritakan tuturan tokoh, misalnya menceritakan bahwa, mengungkapkan, menurut, mengatakan bahwa, menuturkan. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang ada di dalam pikiran tokoh kata kerja mental seperti mengharapkan, mendambakan, merasakan, menganggap, menginginkan. Menggunakan banyak dialog atau percakapan langsung antar tokoh. Menggunakan kata sifat atau descriptive language untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Langkah Menyusun Teks Cerita Sejarah Menurut Kosasih 2017 berikut adalah beberapa langkah untuk menyusun atau menulis teks sejarah. Tentukan tema. Sejarah apa yang akan digunakan sebaga latar dan penyokong utama dari teks cerita sejarah? Buat kerangka sejarah terlebih dahulu dan dapat disusun dengan secara a kronologis, b sebab akibat, c tindakan tokoh, d urutan tempat, e rentetan peristiwa Cari literatur, sumber sejarah, buku, dan media yang relevan lainnya untuk mengumpulkan fakta-fakta sejarah. Kembangkan menjadi teks sejarah dahulu jika diperlukan, kemudian tuangkan sejarah tersebut dalam cerita sejarah yang diinginkan sesuai dengan imajinasi. Cermati kembali teks cerita sejarah yang disusun, baik itu struktur , isi ataupun kaidah kebahasaanya. Tentunya langkah penting lainnya dalam menyusun teks sejarah adalah memastikan sumber sejarahnya terlebih dahulu. Buku, sumber, atau referensi terpercaya mana saja yang akan kita gunakan sebagai dasar dari teks cerita sejarah. Dalam kaitannya dengan hal ini, penelitian berupa studi pustaka haruslah dilakukan, untuk memastikan versi sejarah yang dianggap paling sesuai. Contoh Teks Cerita Sejarah Contoh teks cerita sejarah beserta strukturnya dalam berbagai jenis dan tema tulisan dapat dilihat pada artikel di bawah ini. Baca juga Contoh Teks Cerita Sejarah beserta Strukturnya Bermacam Tema Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAN Kelas XII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kosasih, E. 2017. Jenis-jenis Teks. Bandung Penerbit Yrama Media
Penggalanteks di atas menggunakan struktur teks cerita sejarah yaitu - 27237863 masturo4634 masturo4634 B. Indonesia Sekolah Menengah Pertama terjawab Penggalan teks di atas menggunakan struktur teks cerita sejarah yaitu 2 Lihat jawaban Iklan Iklan findriapr findriapr Jawaban: reorientasi. Penjelasan: Iklan Iklan lukylukmannurhakim
Yuk, simak beberapa contoh teks cerita sejarah berdasarkan struktur dan jenisnya di artikel Bahasa Indonesia Kelas 12 ini ya. — Gengs, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kamu akan mempelajari berbagai jenis teks. Ada teks eksplanasi, teks prosedur, teks deskripsi, teks eksposisi, dan masih banyak lagi. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan mengenal tentang teks cerita sejarah dan contoh-contohnya. Wah, menarik ya kedengarannya? Yuk, langsung saja kita simakartikel ini dengan baik, ya! Pengertian Teks Cerita Sejarah Pernahkah kamu membaca teks cerita sejarah? Misalnya, kronologi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, sejarah Pangeran Diponegoro, atau sejarah Instagram. Dari teks cerita sejarah tersebut, kamu bisa memahami bagaimana suatu fakta atau peristiwa terjadi pada masa lalu. Jadi, teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan atau menceritakan suatu peristiwa atau kejadian di masa lalu yang memiliki nilai sejarah. Melalui teks cerita sejarah, kita dapat mengetahui asal usul atau latar belakang benda, fakta, atau peristiwa, sehingga memiliki nilai sejarah. Oleh karena itu, penyusunan dan penulisan teks cerita sejarah memuat fakta peristiwa sejarah. Baca Juga Yuk, Kenalan Lebih Dekat dengan Teks Cerita Sejarah Jenis-Jenis Teks Cerita Sejarah Teks cerita sejarah terbagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut 1. Teks Cerita Sejarah Fiksi Dalam teks cerita sejarah fiksi, penulis memvariasikan alur cerita menggunakan imajinasi, sehingga dapat menghibur pembaca. Contoh cerita sejarah fiksi, yaitu novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. 2. Teks Cerita Sejarah Nonfiksi Berbanding dengan teks cerita sejarah fiksi, dalam teks cerita sejarah nonfiksi, penulis merekonstruksi cerita berdasarkan kejadian sebenarnya. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan yang sebenarnya kepada pembaca. Contoh cerita sejarah nonfiksi, yaitu sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia, sejarah penemuan telepon, sejarah penemuan Benua Amerika, dsb. Struktur teks cerita sejarah juga dibedakan berdasarkan jenisnya. Yuk, kita pahami struktur untuk masing-masing jenis teks cerita sejarah berikut ini a. Struktur Teks Cerita Sejarah Nonfiksi 1. Orientasi atau pembuka Bagian orientasi atau pembuka cerita ini berisi tentang pengenalan secara umum mengenai topik yang akan dibahas. 2. Urutan peristiwa atau kronologi Pada bagian ini, penulis akan memberikan urutan kejadian peristiwa yang saling berkesinambungan atau terkait satu dengan yang lainnya. Dengan begitu, pembaca bisa memahami bagaimana suatu kejadian di masa lalu dapat terjadi. 3. Reorientasi atau penutup Bagian terakhir yaitu penutup berisi tentang kesimpulan dan opini penulis terkait peristiwa yang telah dibahas. b. Struktur Teks Cerita Sejarah Fiksi 1. Orientasi atau pembuka Bagian orientasi atau pembuka cerita ini berisi tentang pengenalan tokoh dan latar cerita yang akan dibahas. 2. Komplikasi Pada bagian ini, penulis akan menceritakan rangkaian peristiwa yang akan menimbulkan konflik di dalam cerita. 3. Klimaks Pada bagian ini, konflik yang sudah dibangun memuncak. 4. Resolusi Memasuki bagian resolusi, konflik yang sudah memuncak sebelumnya akhirnya mereda atau bahkan menemukan penyelesaian. 5. Koda Bagian terakhir atau koda biasanya berisi pesan moral tersurat yang dapat diambil dari cerita. Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah Berbentuk cerita ulang Menyajikan fakta Kronologis Menyajikan cerita masa lalu Berdasarkan imajinasi pengarang Contoh Teks Cerita Sejarah Setelah mengetahui pengertian, jenis-jenis, ciri-ciri, dan struktur teks cerita sejarah kini saatnya simak contoh teks sejarah beserta analisis strukturnya ya! 1. Contoh Teks Cerita Sejarah Nonfiksi tentang Sejarah Instagram Sejarah Terciptanya Instagram Orientasi Siapa yang tidak kenal dengan Instagram? Aplikasi yang berfungsi untuk berbagi foto dan video ini memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mem-filter digital, menambahkan efek, dan mempublikasikan foto tersebut ke berbagai jenis jejaring sosial yang ada termasuk ke dalam jejaring Instagram itu sendiri. Instagram sendiri terbentuk dari dua kata utama, yakni insta’ yang berarti instan’ seperti pada kamera jenis polaroid yang lebih akrab disebut dengan foto instan dan an kata gram’ mengarah pada kata “telegram” yang cara atau pengaplikasiannya adalah untuk mengirimkan sejumlah informasi pada seseorang dengan sangat cepat. Urutan Peristiwa Burbn, Inc. yang merupakan perusahaan startup teknologi yang notabennya hanya berkonsentrasi pada pengembangan dan pembuatan aplikasi telepon genggam berdiri pada sekitar tahun 2010 lalu. Pada mulanya Burbn, Inc. sendiri berfokus pada pendalaman seluruh fungsi bahasa pemrograman, yakni HTML5. Namun seiring berjalannya waktu, Mike Krieger dan Kevin Systorm selaku CEO dari perusahaan ini memilih untuk berfokus hanya pada satu hal saja. Seminggu lamanya mereka berusaha membuat ide-ide yang mungkin dapat mendatangkan profit, pada akhirnya kedua CEO ini berhasil menciptakan versi pertama dari Instagram, namun seperti prototype pada umumnya, versi awal dari Instagram ini masih memiliki banyak sekali kelemahan dalam segala sistemnya. Setelah melalui berbagai tahap penyempurnaan versi Burbn Instagram ini akhirnya sudah dapat diuji coba dengan menggunakan perangkat iphone. Namun tetap saja dirasa memiliki banyak sekali fitur yang tidak terkategori dengan baik. Sulit bagi Kevin dan Mike untuk mengatur ulang seluruh fitur yang ada dan memulai semuanya dari awal. Akhirnya, Mike dan Kevin memilih untuk berfokus hanya pada fitur foto, berkomentar dan menyukai foto saja. Inilah kerangka awal terbentuknya jejaring sosial Instagram saat ini. Pada tahun 2012 tepatnya tanggal 09 April diumumkan sebuah berita besar yakni saham dan kepemilikan Instagram akan diambil alih oleh Mark Zuckerberg selaku pemilik Facebook dengan uang tunai dan saham senilai 1 miliar dollar. Reorientasi Instagram saat ini telah banyak diminati baik tua maupun muda. Penggunaan yang mudah dan fitur yang terkesan canggih membuat Instagram semakin populer dari tahun ke tahun. Dengan jejaring sosial Instagram ini kita dapat mengetahui segala aktivitas teman teman kita hanya dengan melihat foto dan video mereka. Baca Juga Belajar Cara Menulis Teks Cerita Sejarah, Yuk! 2. Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi tentang Majapahit Kemelut di Majapahit S. H. Mintardja Orientasi Setelah Raden Wijaya berhasil menjadi Raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana, beliau tidak melupakan jasa-jasa para senopati perwira yang setia dan banyak membantunya semenjak dahulu itu membagibagikan pangkat kepada mereka. Ronggo Lawe diangkat menjadi adipati di Tuban dan yang lain-lain pun diberi pangkat pula. Dan hubungan antara junjungan ini dengan para pembantunya, sejak perjuangan pertama sampai Raden Wijaya menjadi raja, amatlah erat dan baik. Menuju Konflik atau Komplikasi Akan tetapi, guncangan pertama yang memengaruhi hubungan ini adalah ketika Sang Prabu telah menikah dengan empat putri mendiang Raja Kertanegara, telah menikah lagi dengan seorang putri dari Melayu. Sebelum putri dari tanah Malayu ini menjadi istrinya yang kelima, Sang Prabu Kertarajasa Jayawardhana telah mengawini semua putri mendiang Raja Kertanegara. Hal ini dilakukannya karena beliau tidak menghendaki adanya dendam dan perebutan kekuasaan kelak. Keempat orang puteri itu adalah Dyah Tribunan yang menjadi permaisuri, yang kedua adalah Dyah Nara Indraduhita, ketiga adalah Dyah Jaya Inderadewi, dan yang juga disebut Retno Sutawan atau Rajapatni yang berarti “terkasih“ karena memang putri bungsu dari mendiang Kertanegara ini menjadi istri yang paling dikasihinya. Dyah Gayatri yang bungsu ini memang cantik jelita seperti seorang dewi kahyangan, terkenal di seluruh negeri dan kecantikannya dipuja-puja oleh para sastrawan di masa itu. Akan tetapi, datanglah pasukan yang beberapa tahun lalu diutus oleh mendiang Sang Prabu Kertanegara ke negeri Malayu. Pasukan ini dinamakan pasukan Pamalayu yang dipimpin oleh seorang senopati perkasa bernama Kebo Anabrang atau juga Mahisa Anabrang, nama yang diberikan oleh Sang Prabu mengingat akan tugasnya menyeberang anabrang ke negeri Malayu. Pasukan ekspedisi yang berhasil baik ini membawa pulang pula dua orang putri bersaudara. Putri yang kedua, yaitu yang muda bernama Dara Petak, Sang Prabu Kertarajasa terpikat hatinya oleh kecantikan sang putri ini, maka diambillah Dyah Dara Petak menjadi istrinya yang kelima. Segera ternyata bahwa Dara Petak menjadi saingan yang paling kuat dari Dyah Gayatri, karena Dara Petak memang cantik jelita dan pandai membawa diri. Sang Prabu sangat mencintai istri termuda ini yang setelah diperistri oleh Sang Baginda, lalu diberi nama Sri Indraswari. Terjadilah persaingan di antara para istri ini, yang tentu saja dilakukan secara diam-diam namun cukup seru, persaingan dalam memperebutkan cinta kasih dan perhatian Sri Baginda yang tentu saja akan mengangkat derajat dan kekuasaan masing-masing. Kalau Sang Prabu sendiri kurang menyadari akan persaingan ini, pengaruh persaingan itu terasa benar oleh para senopati dan mulailah terjadi perpecahan diam-diam di antara mereka sebagai pihak yang bercondong kepada Dyah Gayatri keturunan mendiang Sang Prabu Kertanegara, dan kepada Dara Petak keturunan Malayu. Tentu saja Ronggo Lawe, sebagai seorang yang amat setia sejak zaman Prabu Kertanegara, berpihak kepada Dyah Gayatri. Namun, karena segan kepada Sang Prabu Kertarajasa yang bijaksana, persaingan dan kebencian yang dilakukan secara diam-diam itu tidak sampai menjalar menjadi permusuhan terbuka. Kiranya tidak ada terjadi hal-hal yang lebih hebat sebagai akibat masuknya Dara Petak ke dalam kehidupan Sang Prabu, sekiranya tidak terjadi hal yang membakar hati Ronggo Lawe, yaitu pengangkatan patih hamangku bumi, yaitu Patih Kerajaan Mojapahit. Yang diangkat oleh Sang Prabu menjadi pembesar yang tertinggi dan paling berkuasa sesudah raja yaitu Senopati Nambi. Puncak Konflik atau Klimaks Pengangkatan ini memang banyak terpengaruh oleh bujukan Dara Petak. Mendengar akan pengangkatan patih ini, merahlah muka Adipati Ronggo Lawe. Ketika mendengar berita ini dia sedang makan, seperti biasa dilayani oleh kedua orang istrinya yang setia, yaitu Dewi Mertorogo dan Tirtowati. Mendengar berita itu dari seorang penyelidik yang datang menghadap pada waktu sang adipati sedang makan, Ronggo Lawe marah bukan main. Nasi yang sudah dikepalnya itu dibanting ke atas lantai dan karena dalam kemarahan tadi sang adipati menggunakan aji kedigdayaannya, maka nasi sekepal itu amblas ke dalam lantai. Kemudian terdengar bunyi berkerotok dan ujung meja diremasnya menjadi hancur. ”Kakangmas adipati … harap Paduka tenang …,” Dewi Mertorogo menghibur suaminya. ”Ingatlah, Kakangmas Adipati … sungguh merupakan hal yang kurang baik mengembalikan berkah ibu pertiwi secara itu…” Tirtowati juga memperingatkan karena melempar nasi ke atas lantai seperti itu penghinaan terhadap Dewi Sri dan dapat menjadi kualat. Akan tetapi, Adipati Ronggo Lawe bangkit berdiri, membiarkan kedua tangannya dicuci oleh kedua orang istrinya yang berusaha menghiburnya. ”Aku harus pergi sekarang juga!“ katanya. ”Pengawal lekas suruh persiapkan si Mego Lamat di depan! Aku akan berangkat ke Mojopahit sekarang juga!” Mego Lamat adalah satu di antara kuda-kuda kesayangan Adipati Ronggo Lawe, seekor kuda yang amat indah dan kuat, warna bulunya abu-abu muda. Semua cegahan kedua istrinya sama sekali tidak didengarkan oleh adipati yang sedang marah itu. Tak lama kemudian, hanya suara derap kaki Mego Lamat yang berlari congkalang yang memecah kesunyian gedung kadipaten itu, mengiris perasaan dua orang istri yang mencinta dan mengkhawatirkan keselamatan suami mereka yang marah-marah itu. Pada waktu itu, sang Prabu sedang dihadap oleh para senopati dan punggawa. Semua penghadap adalah bekas kawan-kawan seperjuangan Ronggo Lawe dan mereka ini terkejut sekali ketika melihat Ronggo Lawe datang menghadap raja tanpa dipanggil, padahal sudah agak lama Adipati Tuban ini tidak datang menghadap Sri Baginda. Sang Prabu sendiri juga memandang dengan alis berkerut tanda tidak berkenan hatinya, namun karena Ronggo Lawe pernah menjadi tulang punggungnya di waktu beliau masih berjuang dahulu, sang Prabu mengusir ketidaksenangan hatinya dan segera menyapa Ronggo Lawe. Di dalam kemarahan dan kekecewaan, Adipati Ronggo Lawe masih ingat untuk menghanturkan sembahnya, tetapi setelah semua salam tata susila ini selesai, serta merta Ronggo Lawe menyembah dan berkata dengan suara lantang, “Hamba sengaja datang menghadap Paduka untuk mengingatkan Paduka dari kekhilafan yang paduka lakukan di luar kesadaran Paduka!“ Semua muka para penghadap raja menjadi pucat mendengar ucapan ini, dan semua jantung di dalam dada berdebar tegang. Mereka semua mengenal belaka sifat dan watak Ronggo Lawe, banteng Mojopahit yang gagah perkasa dan selalu terbuka, polos dan jujur, tanpa tedeng aling-aling lagi dalam mengemukakan suara hatinya, tidak akan mundur setapak pun dalam membela hal yang dianggap benar. Sang Prabu sendiri memandang dengan mata penuh perhatian, kemudian dengan suara tenang bertanya, ”Kakang Ronggo Lawe, apakah maksudmu dengan ucapan itu?” ”Yang hamba maksudkan tidak lain adalah pengangkatan Nambi sebagai pepatih paduka! Keputusan yang paduka ambil ini sungguh-sungguh tidak tepat, tidak bijaksana dan hamba yakin bahwa paduka tentu telah terbujuk dan dipengaruhi oleh suara dari belakang! Pengangkatan Nambi sebagai patih hamangkubumi sungguh merupakan kekeliruan yang besar sekali, tidak tepat dan tidak adil, padahal Paduka terkenal sebagai seorang Maharaja yang arif bijaksana dan adil!” Hebat bukan main ucapan Ronggo Lawe ini! Seorang adipati, tanpa dipanggil, berani datang menghadap sang Prabu dan melontarkan teguranteguran seperti itu! Muka Patih Nambi sebentar pucat sebentar merah, kedua tangannya dikepal dan dibuka dengan jari-jari gemetar. Senopati Kebo Anabrang mukanya menjadi merah seperti udang direbus, matanya yang lebar itu seperti mengeluarkan api ketika dia mengerling ke arah Ronggo Lawe. Lembu Sora yang sudah tua itu menjadi pucat mukanya, tak mengira dia bahwa keponakannya itu akan seberani itu. Senopati-senopati Gagak Sarkoro dan Mayang Mekar juga memandang dengan mata terbelalak. Resolusi Pendeknya, semua senopati dan pembesar yang saat itu menghadap sang prabu dan mendengar ucapan-ucapan Ronggo Lawe, semua terkejut dan sebagian besar marah sekali, tetapi mereka tidak berani mencampuri karena mereka menghormat sang Prabu. Akan tetapi, sang Prabu Kertarajasa tetap tenang, bahkan tersenyum memandang kepada Ronggo Lawe, ponggawanya yang dia tahu amat setia kepadanya itu, lalu berkata halus, ”Kakang Ronggo Lawe, tindakanku mengangkat kakang Nambi sebagai patih hamangkubumi, bukanlah merupakan tindakan ngawur belaka, melainkan telah merupakan suatu keputusan yang telah dipertimbangkan masak-masak, bahkan telah mendapatkan persetujuan dari semua paman dan kakang senopati dan semua pembantuku. Bagaimana Kakang Ronggo Lawe dapat mengatakan bahwa pengangkatan itu tidak tepat dan tidak adil?” Dengan muka merah, kumisnya yang seperti kumis Sang Gatotkaca itu bergetar, napas memburu karena desakan amarah, Ronggo Lawe berkata lantang, ”Tentu saja tidak tepat! Paduka sendiri tahu siapa si Nambi itu! Paduka tentu masih ingat akan segala sepak terjang dan tindak-tanduknya dahulu! Dia seorang bodoh, lemah, rendah budi, penakut, sama sekali tidak memiliki wibawa …” 3. Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi tentang Gajah Mada Gajah Mada Bergelut dalam Takhta dan Angkara … Orientasi Cerita macam itu berkembang ke arah salah kaprah. Entah siapakah yang bercerita, kabut tebal itu memang disengaja oleh para dewa di kayangan agar wajah cantik para bidadari yang turun dari kayangan melalui pelangi jangan sampai dipergoki manusia. Para bidadari itu turun untuk memberikan penghormatan kepada satu-satunya wanita di dunia yang terpilih sebagai sang Ardhanareswari, yang berarti wanita utama yang menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa ini. Maklum sebagai sang Ardhanareswari, Ken Dedes adalah titisan dari Pradnya Paramita, dewi ilmu pengetahuan. Apa benar kabut tebal itu turun karena para bidadari turun dari langit? Gajah Mada tidak bisa menyembunyikan senyumnya dari kenangan kakek tua, yang menuturkan cerita itu dan mengaku memergoki para bidadari itu, lalu mengambil salah seorang di antara mereka menjadi istrinya. Gajah Mada ingat, anak kakek tua itu perempuan semua dan jelek semua, sama sekali tidak ada pertanda titisan bidadari. Menuju Konflik atau Komplikasi ”Mirip cerita Jaka Tarub saja,” gumam Gajah Mada sekali lagi untuk diri sendiri. ”Lagi pula, setahuku tidak pernah ada pelangi di malam hari. Pelangi itu munculnya selalu siang dan ketika sedang turun hujan.” Lebih jauh soal kabut tebal pula, konon ketika Calon Arang, si perempuan penyihir dari Ghirah marah dan menebar tenung, kabut amat tebal membawa penyakit turun tak hanya di wilayah tertentu. Namun, merata di seluruh negara, menyebabkan Prabu Airlangga dan Patih Narottama kebingungan dan terpaksa minta bantuan kepada Empu Barada untuk meredam sepak terjang wanita menakutkan itu. Empu Barada benar-benar sakti. Empu itu menebas pelepah daun keluwih yang melayang terbang ketika dibacakan japa mantra. Beralaskan pelepah daun itulah Empu Barada terbang membubung ke langit dan memperhatikan seberapa luas kabut pembawa tenung dan penyakit. Empu Barada melihat, ampak-ampak pedhut itu memang sangat luas dan menelan luas negara dari ujung ke ujung. Untunglah cahaya Hyang Bagaskara yang datang di pagi harinya mampu mengusir kabut itu menjauh tanpa tersisa jejaknya sedikit pun. ” Hanya sebuah dongeng,” gumam Gajah Mada untuk diri sendiri. Kabut tebal itu memang mengurangi jarak pandang dan mengganggu siapapun untuk mengetahui keadaan di sekitarnya. Ketika sebelumnya siapa pun tak sempat memikirkan, itulah saatnya siapa pun mendadak merasakan bagaimana menjadi orang buta yang tidak bisa melihat apa-apa. Pada wilayah yang kabutnya benar-benar tebal, untuk mengenali benda-benda di sekitarnya harus dengan meraba-raba. Akan tetapi, tidak demikian dengan anjing yang menggonggong sahut-sahutan ramai sekali. Apa yang dilakukan anjing itu laporannya akhirnya sampai ke telinga Gajah Mada. Gajah Enggon yang meminta izin untuk bertemu segera melepas warastra, sanderan dengan ciri-ciri khusus yang dibalas Gajah Mada dengan anak panah yang sama melalui isyarat khusus pula. Dari jawaban anak panah itu Gajah Enggon dan Gagak Bongol mengetahui di mana Gajah Mada berada. Gagak Bongol dan Enggon segera melaporkan temuannya. Puncak Konflik atau Klimaks “Ditemukan mayat lagi, Kakang Gajah,” Gajah Enggon melaporkan. Gajah Mada memandangi wajah samar-samar di depannya. ”Mayat siapa?” “Prajurit bernama Klabang Gendis mati dengan anak panah menancap tepat di tenggorokannya. Tak ada jejak perkelahian apa pun, sasaran menjadi korban tanpa menyadari arah bidikan anak panah tertuju kepadanya.” Gajah Mada merasa tak nyaman memperoleh laporan itu. Orang yang mampu melepas anak panah dengan sasaran sulit pastilah orang yang sangat menguasai sifat gendewa dan anak panahnya. Orang yang mampu melakukan hal khusus macam itu amat terbatas dan umumnya ada di barisan pasukan Bhayangkara. Adakah prajurit Bhayangkara yang terlibat? ” Dan kami temukan mayat kedua,” Gagak Bongol menambahkan. ”Pelaku pembunuhan menggunakan anak panah itu mati dipatuk ular.” Mayatnya dicabik-cabik beberapa ekor anjing. Pembunuh yang terbunuh ini, menyisakan jejak rasa kecewa di hati kita, Kakang. Aku tahu, Kakang Gajah pasti kecewa mengetahui siapa dia?” Gajah Mada menengadah memandang langit. Namun, tak ada apa pun yang tampak kecuali warna pedhut yang makin menghitam legam. ”Bhayangkara?” ”Ya,” jawab Gagak Bongol. ”Siapa?” lanjut Gajah Mada. Resolusi Gagak Bongol dan Senopati Gajah Enggon tidak segera menjawab dan memberikan kesempatan kepada Patih Daha Gajah Mada untuk menemukan sendiri jawabnya. Nama pembunuh yang mati dipatuk ular itu tentu berada di barisan yang tersisa dari nama-nama prajurit Bhayangkara yang pernah dipimpinnya. Nama-nama itu adalah Bhayangkara Lembu Pulung, Panjang Sumprit, Kartika Sinumping, Jayabaya, Pradhabasu, Lembang Laut, Riung Samudra, Gajah Geneng, Gajah Enggon, Macan Liwung, dan Gagak Bongol. Panji Saprang yang berkhianat dan menjadi kaki tangan Rakrian Kuti mati dibunuh Gajah Mada di terowongan bawah tanah ketika pontang-panting menyelamatkan Sri Jayanegara. Bhayangkara Risang Panjer Lawang gugur di Mojoagung, dibunuh dengan cara licik oleh pengkhianat kaki tangan Ra Kuti. Selanjutnya, Mahisa Kingkin terbunuh oleh Gagak Bongol sebagai korban fitnah di Hangawiyat. Terakhir, Singa Parepen atau Bango Lumayang yang berkhianat mati dibunuhnya di Bedander ketika kamanungsan sebagai pengkhianat. Baca Juga Yuk, Cari Tahu Perbedaan Buku Fiksi dan Nonfiksi! 4. Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi Berjudul Mangir Mangir Karya Pramoedya Ananta Toer Orientasi Di bawah bulan malam ini, tiada setitik pun awan di langit. Dan bulan telah terbit bersamaan dengan tenggelamnya matari. Dengan cepat ia naik dari kaki langit, mengunjungi segala dan semua yang tersentuh cahayanya. Juga hutan, juga laut, juga hewan dan manusia. Langit jernih, bersih, dan terang. Di atas bumi Jawa lain lagi keadaannya gelisah, resah, seakan-akan manusia tak membutuhkan ketenteraman lagi. Abad Keenam Belas Masehi Bahkan juga laut Jawa di bawah bulan purnama sidhi itu gelisah. Ombak-ombak besar bergulung-gulung memanjang terputus, menggunung, melandai, mengejajari pesisir pulau Jawa. Setiap puncak ombak dan riak, bahkan juga busanya yang bertebaran seperti serakan mutiara–semua–dikuningi oleh cahaya bulan. Angin meniup tenang. Ombak-ombak makin menggila. Menuju Konflik atau Komplikasi Sebuah kapal peronda pantai meluncur dengan kecepatan tinggi dalam cuaca angin damai itu. Badannya yang panjang langsing, dengan haluan dan buritan meruncing, timbul-tenggelam di antara ombak-ombak purnama yang menggila. Layar kemudi di haluan menggelembung membikin lunas menerjang serong gunung-gunung air itu–serong ke barat laut. Barisan dayung pada dinding kapal berkayuh berirama seperti kaki-kaki pada ular naga. Layarnya yang terbuat dari pilinan kapas dan benang sutra, mengilat seperti emas, kuning dan menyilaukan. Sang Patih berhenti di tengah-tengah pendopo, dekat pada damarsewu, menegur, “Dingin-dingin begini anakanda datang. Pasti ada sesuatu keluarbiasaan. Mendekat sini, anakanda.” Dan Patragading berjalan mendekat dengan lututnya sambil mengangkat sembah, merebahkan diri pada kaki Sang Patih. “Ampuni patik, membangunkan Paduka pada malam buta begini Kabar duka, Paduka. Balatentara Demak di bawah Adipati Kudus memasuki Jepara tanpa diduga-duga, menyalahi aturan perang.” ”Allah Dewa Batara!” sahut Sang Patih. ”Itu bukan aturan raja-raja! Itu aturan brandal!” ”Balatentara Tuban tak sempat dikerahkan, Paduka.” ”Bagaimana Bupati Jepara?” ”Tewas enggan menyerah Paduka,” Patragading mengangkat sembah. ”Sisa balatentara Tuban mundur ke timur kota. Jepara penuh dengan bala tentara Demak. Lebih dari tiga ribu orang.” ”Begitulah kata warta,” Pada meneruskan dengan hati-hati matanya tertuju pada Boris. ”Semua bangunan batu di atas wilayah Kota, gapura, arca, pagoda, kuil, candi, akan dibongkar. Setiap batu berukir telah dijatuhi hukuman buang ke laut! Tinggal hanya pengumumannya.” ”Disambar petirlah dia!” Boris meraung, seakan batu-batu itu bagian dari dirinya sendiri. ”Dia hendak cekik semua pernahat dan semua dewa di kahyangan. Dikutuk dia oleh Batara Kala!” Tiba-tiba suaranya turun mengiba-iba ”Apa lagi artinya pengabdian? Aku pergi! Jangan dicari. Tak perlu dicari!” Meraung. Puncak Konflik atau Klimaks Ia lari keluar ruangan, langsung menuju ke pelataran depan. Diangkatnya tangga dan dengannya melangkahi pagar papan kayu. Dari balik pagar orang berseru-seru, ”Lari dari asrama! Lari!” Mula-mula pertikaian berkisar pada kelakuan Trenggono yang begitu sampai hati membunuh abangnya sendiri, kemudian diperkuat oleh sikapnya yang polos terhadap peristiwa Pakuan. Mengapa Sultan tak juga menyatakan sikap menentang usaha Portugis yang sudah mulai melakukan perdagangan ke Jawa? Sikap itu semakin ditunggu semakin tak datang. Para musafir yang sudah tak dapat menahan hati lagi telah bermusyawarah dan membentuk utusan untuk menghadap Sultan. Mereka ditolak dengan alasan apa yang terjadi di Pajajaran tak punya sangkut paut dengan Demak dan musafir. Resolusi Jawaban itu mengecewakan para musafir. Bila demikian, mereka menganggap, sudah tak ada perlunya lagi para musafir mengagungkan Demak karena keagungannya memang sudah tak ada lagi. Apa gunanya armada besar peninggalan Unus, yang telah dua tahun disiapkan kalau bukan untuk mengusir Portugis dan dengan demikian terjamin dan melindungi Demak sebagai negeri Islam pertama-tama di Jawa? Masuknya Peranggi ke Jawa berarti ancaman langsung terhadap Islam. Kalau Trenggono tetap tak punya sikap, jelas dia tak punya sesuatu urusan dengan Islam. … Koda Orang menarik kesimpulan dari perkembangan terakhir antara anak dan ibu takkan ada perdamaian lagi. Dan pertanyaan kemudian yang timbul Adakah Sultan akan mengambil tindakan terhadap ibunya sendiri sebagaimana ia telah melakukannya terhadap abang-kandungnya. Pangeran Seda Lepen? Orang menunggu dan menunggu dengan perasaan prihatin terhadap keselamatan wanita tua itu. Sultan Trenggono tak mengambil sesuatu tindakan terhadap ibunya. Ia makin keranjingan membangun pasukan daratnya. Hampir setiap hari orang dapat melihat ia berada di tengah-tengah pasukan kuda kebanggaannya, baik dalam latihan, sodor, maupun ketangkasan berpacu samba memainkan pedang menghajar boneka yang digantungkan pada sepotong kayu. Ia sendiri ikut dalam latihan-latihan ini. Dan dalam salah satu kesempatan semacam ini pernah ia berkata secara terbuka, ”Tak ada yang lebih ampuh daripada pasukan kuda. Lihat, kawula kami semua!” Dan para perwira pasukan kuda pada berdatangan dan merubungnya, semua di atas kuda masing-masing. ”Pada suatu kali, kaki kuda Demak akan mengepulkan debu di seluruh bumi Jawa. Bila debunya jatuh kembali ke bumi, ingat-ingat para kawula, akan kalian lihat, takkan ada satu tapak kaki orang Peranggi pun tampak. Juga tapaktapaknya di Blambangan dan Pajajaran akan musnah lenyap tertutup oleh debu kuda kalian.” Seluruh Tuban kembali dalam ketenangan dan kedamaian–kota dan pedalaman. Sang Patih Tuban mendiang telah digantikan oleh Kala Cuwil, pemimpin pasukan gajah. Nama barunya Wirabumi. Panggilannya yang lengkap Gusti Patih Tuban Kala Cuwil Sang Wirabumi. Dan sebagai patih ia masih tetap memimpin pasukan gajah, maka Kala Cuwil tak juga terhapus dalam sebutan. Pasar kota dan pasar bandar ramai kembali seperti sediakala. Lalu lintas laut, kecuali dengan Atas Angin, pulih kembali. Sang Adipati telah menjatuhkan titah kapal-kapal Tuban mendapat perkenan untuk berlabuh dan berdagang di Malaka ataupun Pasai. 5. Contoh Teks Cerita Sejarah Nonfiksi tentang Sejarah Borobudur Borobudur Orientasi Candi Borobodur adalah monumen Buddha terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa. Candi Borobudur memiliki luas 123×123 m² dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang, dan 1 stupa induk. Bentuk candi ini berarsitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Setelah berkunjung ke sini Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya tarik bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia. Lembaga internasional dari PBB yaitu UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang apabila disusun berjajar, panjangnya mencapai 6 km. Ansambel reliefnya merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi nilai seninya serta setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh. Urutan Peristiwa Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Buddha dari China, India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu jejak sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemegahan dan keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun dunia yang mengagumkan dan tak ternilai harganya. Borobudur terdiri atas 1460 panel relief dan 504 stupa, tetapi sebenarnya masih ada 160 panel yang sengaja ditimbun di bagian paling bawah, berisi adegan Sutra Karmawibhangga hukum sebab-akibat. Ada pula yang menyatakan bahwa penimbunan bagian bawah tersebut untuk menguatkan bagian fondasi yang sejak awal ditemukan sudah sangat rusak. Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan de Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram kuno dari Dinasti Syailendra bernama Samaratungga, dan membangunan candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Pada awalnya, candi ini diperkirakan sebagai tempat pemujaan. de Casparis memperkirakan bahwa Bhumi Sambhara Bhudhara dalam bahasa Sansekerta yang berarti ”Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa” adalah nama asli Borobudur. Sebagian sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Vihara Buddha Uhr” yang artinya ”Wihara Buddha di Bukit”. Candi ini berada di Jawa Tengah, di puncak bukit menghadap ke sawah yang subur di antara bukit-bukit yang renggang. Cakupan wilayahnya sangat besar, yakni berukuran 123 x 123 meter. Candi Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba. Dulu kawasan tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Karena tertimbun endapan lahar kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad ke VIII, Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra lantas membangun Candi Borobudur yang dipimpin arsitek bernama Gunadharma hingga selesainya tahun 746 Saka atau 824 Masehi. Luas bangunan Candi Borobudur ialah m² yang tersusun dari m³ batu, terdiri atas 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 x 10 x 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang tersusun dalam panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi, kalau rangkaian relief itu dibentangkan panjang relief seluruhnya mencapai 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat, yang tingkat 1–6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7–10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Sementara itu, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter. Namun, sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir. Bagian paling atas di tingkat ke-10 terdapat stupa besar berdiameter 9,90 m, dengan tinggi 7 m. Arsitektur dan bangunan batu candi ini sungguh tiada bandingannya. Candi ini dibangun tanpa menggunakan semen. Strukturnya seperti sebuah kesatuan deretan lego yang saling mengukuhkan dan dibuat bersamaan tanpa lem sedikit pun. Sir Thomas Stanford Raffles menemukan Borobudur pada tahun 1814 dalam kondisi rusak dan memerintahkan supaya situs tersebut dibersihkan dan dipelajari secara menyeluruh. Keberadaan Borobudur sebenarnya telah diketahui penduduk lokal di abad ke-18 yang sebelumnya tertimbun material Gunung Merapi. Proyek restorasi Borobudur secara besar-besaran kemudian dimulai dari tahun 1905 sampai tahun 1910. Dengan bantuan dari UNESCO, restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur dilaksanakan dari bulan Agustus 1913 sampai tahun 1983. Candi ini tetap kuat meskipun selama sepuluh abad tak terpelihara. Tahun 1970-an, Pemerintah Indonesia dan UNESCO bekerja sama untuk mengembalikan keagungan Borobudur. Perbaikan yang dilakukan memakan waktu delapan tahun sampai dengan selesai dan saat ini Borobudur adalah salah satu keajaiban dan harta Indonesia dan dunia yang berharga. Berbagai disiplin ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp tahun 1911, Prof. Dr. C. Coremans tahun 1956, dan Roosseno tahun 1971. Kita patut menghargai usaha mereka memimpin pemugaran candi mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi tidaklah mudah. Akhirnya, tahun 1991 akhirnya Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. Reorientasi Candi Borobudur dihiasi dengan ukiran-ukiran batu pada reliefnya yang mewakili gambaran dari kehidupan Buddha. Para arkeolog menyatakan bahwa candi Borobudur memiliki rangkaian relief di sepanjang tembok dan anjungan. Relief ini terlengkap dan terbesar di dunia sehingga nilai seninya tak tertandingi. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya. Cerita dimulai dari sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbangnya. Monumen ini adalah tempat suci dan tempat berziarah kaum Buddha. Tingkat sepuluh candi melambangkan tiga divisi sistem kosmik agama Buddha. Ketika Anda memulai perjalanan mereka melewati dasar candi untuk menuju ke atas, mereka akan melewati tiga tingkatan dari kosmologi Buddhis dan hakikatnya merupakan “tiruan” dari alam semesta yang menurut ajaran Buddha terdiri atas 3 bagian besar, yaitu 1 Kamadhatu atau dunia keinginan; 2 Rupadhatu atau dunia berbentuk; dan 3 Arupadhatu atau dunia tak berbentuk. Seluruh monumen itu sendiri menyerupai stupa raksasa, namun dilihat dari atas membentuk sebuah mandala. Stupa besar di puncak candi berada 40 meter di atas tanah. Kubah utama ini dikelilingi oleh 72 patung Buddha yang berada di dalam stupa yang berlubang. Baca Juga Kritik Sastra & Esai Kupas Tuntas Pengertian, Ciri, Struktur, serta Contohnya 6. Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi Berjudul Rumah Kaca Rumah Kaca Karya Pramoedya Ananta Toer Orientasi Pelarian-pelarian politik dari Nederland, Sneevliet, dan Baars itu semakin giat di Jawa Timur, khususnya di Surabaya. Mereka membuka pidato di mana-mana, seperti takkan kering-kering kerongkongan mereka. Lari dari pertentangan intern di Nederland ke Hindia, mereka anggap diri seakan-akan jago-jago tanpa lawan, seakan-akan Hindia negerinya sendiri yang dipayungi oleh hukum demokratis. Beruntung mereka bergerak hanya di kalangan orang-orang yang berbahasa Belanda, yang menduduki tempat sosial yang rendah dan hidup dalam kemasygulan. … Menuju Konflik atau Komplikasi Sekalipun mereka orang-orang Eropa dan bukan jadi urusanku, tapi mau tak mau terlibat ke dalam urusanku juga. Mereka memilih Surabaya sebagai pusat kegiatan karena Surabaya adalah markas besar Syarikat Islam. Mereka akan lakukan induksi langsung dan tidak langsung terhadap Syarikat. Mas Tjokro, ”kaisar” yang masih kekanak-kanakan dalam politik itu harus dibikin kebal terhadap induksi mereka. Dia harus lebih banyak miring ke agamanya sendiri daripada ke arah radikal abangan Eropa ini. Bagan untuk mengebalkan sang ”kaisar” telah kubuat sampai terperinci setelah sepku menekan aku dengan berbagai cara. Bukan sampai di situ saja. Sepku sampai merasa perlu menggunakan gertakan seakan-akan kuatir telah kutipu atau kujebak. ”Bagaimana Tuan dapat menyimpulkan mereka bermaksud memengaruhi Syarikat Islam? Dapatkah Tuan membuktikannya?” Ucapan yang meragukan kemampuanku itu memang menyinggung kehormatanku. Semestinya ia bisa lebih bijaksana sedikit. ”Sebenarnya,” kataku dengan tekanan yang menekan juga. ”Tuan sendirilah yang semestinya menyimpulkan dan membuktikan, bukan yang sebaliknya seperti ini. Mereka bukan pribumi.” … Baganku memang hanya menjauhkan Syarikat dari mereka. Hanya menjauhkan agar tidak terkena induksi. Beberapa hari kemudian bagan itu dilaksanakan tanpa sepengetahuanku. Dan sepucuk nota dari sepku menyatakan, ia tidak puas dengan hanya menjauhkan. Harus ditarik terus sampai mempertentangkan kedua-duanya. Mempertentangkan dua golongan dari pandangan dan sikap yang berlain-lainan memang terlalu gampang. Tetapi, akibatnya akan berlarut. Syarikat akan menghadapi mereka sebagai orang Eropa pada umumnya, dan kebencian pukul-rata pada Belanda akan menjadi hasilnya. Sedang sayap Marco, yang selama ini tidak mendapat medan untuk berpawai akan menggunakan kesempatan ini. Bila ia memisahkan diri dari pimpinan Mas Tjokro, dengan sayanya ia akan menjadi sangat berbahaya. Perkembangan secepat itu belum lagi diharapkan. Puncak Konflik atau Klimaks Pada hari itu juga notanya kubalas. Akibatnya sepku datang dan langsung menyemburkan kejengkelan. ”Apakah Tuan sudah bermaksud melawan pemerintah?” Karena aku tahu inisiatifnya takkan berjalan tanpa rumusan dan tanda tanganku, aku hadapi dia dengan cadangan. ”Kalau perintah itu diberikan padaku setelah predikat ’tenaga ahli’ itu dicabut oleh Gubermen, aku akan lakukan dengan segera, Tuan. Kalau tidak, aku masih punya hak untuk menolak.” Mukanya jadi kemerah-merahan karena berang. Ya, ya, kau akan kupermain-mainkan, Tuan. Mari kita lihat siapa yang akan lebih tahan. Tetapi, ia tak mendesak lagi dan pergi dengan bersungut-sungut. Notanya datang lagi, isinya bernada curiga terhadap aku sebagai simpatisan salah sebuah dari organisasi-organisasi tersebut. Jelas dia belum kenal siapa Pangemanann. Sekali orang bernama Pangemanann ini jadi Algemeene Secrerie, takkan mudah orang dapat mengisarkan sejengkal pun dari tempatnya. Aku simpan baik-baik nota itu dan tak kujawab. Sekarang datang waktunya ia akan mencari-cari kesalahan. Mulailah aku mengingat-ingat secara kronologis pekerjaanku sejak 1912 sampai masuk ke tahun 1915. Hanya ada satu hal yang bisa digugat analisa dangkal tentang naskah-naskah Raden Mas Minke yang aku anggap tidak berharga. Naskah-naskah itu aku simpan di rumah untuk jadi milik pribadi. Maka analisis yang kurang bersungguh-sungguh itu mungkin memberi peluang untuk menuduh aku menyembunyikan sesuatu pendapat atau kenyataan. Apa boleh buat, aku akan tetap berkukuh naskah-naskah itu lebih bersifat pribadi daripada umum. Dan aku katakan naskah itu telah dibakar langsung di kantor dalam tong kaleng kecil di kamarku. Walau begitu aku harus bersiap-siap. Resolusi Pidato Sneevliet mulai bermunculan dalam terjemahan Melayu, dalam terbitan koran-koran di Sala, Semarang, Madiun, Surabaya. Juga pidato-pidato Baars yang mampu berbahasa Melayu dan Jawa dengan fasih. Tapi, koran-koran Jawa Barat dan Betawi tampaknya tenang-tenang saja. Pengaruhnya mulai menjalari panggung pribumi. Tampaknya pengaruhnya dapat diibaratkan sebuah roda. Sekali orang mengenal dan menggunakannya, dia lantas jadi bagian dari kehidupan. Dalam pertunjukkan langsung di Sala, jelas benar pengaruh ini bekerja. Lakon yang dimainkan kala itu adalah Surapati. Setelah beberapa minggu berlalu, ternyata pemain peran utama sebagai Surapati adalah orang yang ituitu juga Marco. Secara khusus kusiapkan bagan peta pengaruh. Dalam waktu seminggu dapat kulihat, bahwa pengaruh itu laksana lelatu yang memercik dan meletik-letik ke kota-kota pelabuhan di Jawa Tengah dan Timur, memasuki pedalaman dan memerciki wilayah-wilayah pabrik gula-semua wilayah pabrik gula. Koda Dewan Hindia telah meminta pada Gubernur Jenderal, demikian yang kudengar dari omongan orang agar tenaga-tenaga kepolisian yang sudah mulai berpengalaman dalam mengawasi kegiatan politik pribumi ditetapkan kedudukannya untuk mengurusi soal ini. Kepolisian setempat yang telah mengambil inisiatif untuk pekerjaan ini supaya diberi pengukuhan, badan koordinasi supaya dibentuk untuk membantu pembentukan seksi khusus ini. Dasar dari permintaan itu adalah kegiatan politik Pribumi yang semakin menanjak dengan semakin melonggarkan hubungan antara Kerajaan dengan Hindia. Kalaupun ada rencana mengirim bantuan militer dari Kerajaan tak mungkin bisa diharapkan dalam situasi Perang Dunia. Maka juga Angkatan Perang Hindia seyogianya diperbesar untuk dapat menghadapi segala kemungkinan. 7. Contoh Teks Cerita Sejarah Fiksi tentang Pangeran Diponegoro Pangeran Diponegoro Orientasi Patih Danurejo II–yang sebenarnya adalah menantu Sultan Hamengku Buwono II sendiri yang diperkatakan dengan perasaan anyel dan mangkel oleh Ratu Ageng–pada malam yang agak gerimis ini tampak duduk di dalam kereta kuda bersama Raden Mas Sunarko sang tolek juru bicara, menuju Vredenburg menemui Jan Willem van Rijnst. Yang disebut namanya terakhir di atas ini, baru sepekan berada di negoro wilayah kota yang didiami raja. Dan kelihatannya dia bisa begitu cepat menyukai pekerjaannya di sini di salah satu pusat kerajaan Jawa yang selama ini hanya diketahuinya dari catatan-catatan VOC. Dari catatan-catatan itu pula dia mengenal pusat kerajaan Jawa yang lain, di timur Yogyakarta, yaitu Surakarta, yang penguasa-penguasanya terus saling cemburu walaupun sudah dibuat Babad Palihan Negari, atau lebih dikenal sebagai ”Perjanjian Giyanti” pada 13 Februari 1755. Terlebih dulu mestilah dibilang, bahwa Jan Willem van Rijnst adalah seorang oportunis bedegong. Asalnya dari Belanda tenggara. Lahir di Heerlen, daerah Limburg yang seluruh penduduknya Katolik. Tapi, masya Allah, demi mencari muka pada pemegang kekuasaan di Hindia Belanda, sesuai dengan agama yang dianut oleh keluarga kerajaan Belanda di Amsterdam sana yang Protestan bergaris kaku Kalvinisme, maka dia pun lantas gandrung bermain-main menjadi bunglon, membiarkan hatinya terus bergerak-gerak sebagaimana air di daun talas. Ndilalah sifat-sifat Jan Willem van Rijnst ini bagai pinang dibelah dua dengan sifat-sifat Danurejo II yang bagai kedelai di pagi tempe di sore. Nanti, pada enam belas tahun yang akan datang Jan Willem van Rijnst bakal berubah lagi warnanya, yaitu di masa jatuhnya tanah air Nusantara ke tangan Inggris sehubungan dengan peperangan yang berlangsung di Eropa sana, di mana Inggris berhasil mengalahkan Prancis sehingga Indonesia yang berada dalam Bataafsche Republiek di bawah kendali Prancis terhadap Belanda, karuan menjadi milik Inggris. Di saat itulah nanti Jan Willem van Rijnst akan bermuka topeng kepada Letnan Gubernur Jenderal Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles. … Ketika Danurejo II datang kepadanya, dia menyambut dengan bahasa Melayu yang fasih, sementara pejabat keraton Yogyakarta yang merupakan musuh dalam selimut dari Sultan Hamengku Buwono II ini lebih suka bercakap bahasa Jawa. ”Sugeng”, kata Danurejo II, menundukkan kepala dengan badan yang nyaris bengkok seperti udang rebus. Jan Willem van Rijnstbergerak menyamping, membuka tangan kanannya, memberi isyarat kepada Danurejo untuk masuk dan duduk. Agaknya untuk penampilan yang berhubungan dengan bahasa Belanda beschaafdheid yang lebih kurang bermakna ’tata krama santun sesuai peradaban’, alih-alih Jan Willem van Rijnst sangat peduli, dan hal itu merupakan sisi menarik darinya yang jali di antara sisi-sisi lain yang menyebalkan. Menuju Konflik atau Komplikasi ”Jadi informasi apa yang bisa Tuan kasihkan kepada saya?” kata Jan Willem van Rijnst sambil duduk. Melalui toleknya Danurejo berkata, ”Seperti Tuan ketahui, bahwa baik de jure maupun de facto sudah tidak ada lagi kerajaan Mataram. Sebab, semua keputusan dalam ketatanegaraannya menyangkut politik dan ekonomi sepenuhnya sudah diambil alih VOC. Tapi perlukan Tuan ketahui, dan sebolehnya Tuan sampaikan kepada Gubernur Jendral di Batavia, bahwa semua raja, mulai dari Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai sekarang Sri Sultan Hamengku Buwono II, sama-sama secara diam-diam, dengan siasat yang berbeda, menyusun kekuatan untuk melawan kekuasaan Belanda.” Jan Willem van Rijnst tertegun. Pangkal hidungnya menekuk ganjat. Katanya dalam nada tanya yang datar, ”Menyusun kekuatan?” ”Ya Tuan,” sahut Danurejo II dengan semangat asut. ”Kekuatan dalam pengertian daya tahan yang lebih asasi dari sekadar keteguhan dan ketegaran.” ”Kekuatan macam apa itu?” ”Kekuatan yang dibangun di atas landasan kebencian kepada musuh.” ”Apa maksud Tuan kekuatan yang dibangun di atas landasan kebencian kepada musuh?” ”Tuan,” kata Danurejo II, menundukkan kepala untuk menunjukkan sikap rendah hati, tapi dengan meninggikan rasa percaya diri dalam niat hati untuk mengasut. ”Barangkali Tuan akan menganggap enteng perkara ini. Tapi, sebaiknya Tuan ketahui-sebab maaf, Tuan masih baru di sini-bahwa kami, bangsa Jawa, sangat peka terhadap suara hati, yaitu perasaan dalam tubuh insani yang sekaligus menjadi wisesa ruhani.” Naga-naganya Jan Willem van Rijsnst tidak begitu mudheng menangkap makna yang dikalimatkan oleh Danurejo II. Maka katanya dengan wajah tekun, ”Katakan tegasnya.” ”Ya Tuan Van Rijnst,” ujar Danurejo II, tetap menundukkan kepala dalam fitrah yang ajeg seperti tadi. ”Sekarang ini Sri Sultan sedang repot membangun kekuatan dalam pikiran rakyat, bukan Cuma dengan bedil, tapi juga dengan cara menanamkan perasaan kebangsaan yang membenci Belanda melalui peranti-peranti kebudayaan adiluhung, kebudayaan yang bernapas panjang.” ”Apa maksud Tuan?” ”Perasaan benci yang direka di dalam piranti kebudayaan, yaitu kesenian, khususnya wayang dan tembang macapat, daya tahannya luar bias, dan daya serapnya amat istimewa merasuk dalam jiwa dalam sanubari dalam ruh, sepanjang hayat dikandung badan.” ”Tunggu,” kata Jan Willem van Rijsnt, ragu, dan rasanya asam-tak-asam. ”Tuan bilang wayang dan tembang punya napas panjang? Bagaimana caranya Tuan menyimpulkan itu?” ”Maaf, Tuan Van Rijnst, perlu Tuan ketahui, wayang dan tembang berasal dari leluri Hindu-Buddha Jawa. Sekarang, setelah Islam menjadi agama Jawa, leluri wayang dan tembang itu tetap berlanjut sebagai kebudayaan bangsa. Apakah Tuan tidak melihat itu sebagai kekuatan?” Jan Willem van Rijnst terdiam sejenak, menalar, lalu mengangguk-angguk. Pasti dia mendapat tanpa diduga, sesuatu yang amat berguna sebagai senjata rohani, senjata yang abstrak, tapi sebenarnya senjata yang ampuh untuk menangani perang urat saraf, perang dengan kata-kata yang tidak diucapkan. Dalam terdiam yang sekilas begini, dia menemukan jawaban yang cerdik. Yaitu, dia anggap lebih baik bertanya, meminta pendapat atau saran dari Danurejo II. ”Dus, apa saran Tuan?” Puncak Konflik atau Klimaks Merasa dikajeni, Danurejo II menjawab lurus, ”Sebetulnya, melawan kompeni disadari Sri Sultan sebagai menimba air dengan keranjang.” ”Hm?” ”Tapi, seandainya terjadi persatuan yang menggumpal antara rakyat Yogyakarta dan rakyat Surakarta, bagaimanapun hal itu bisa menjadi kekuatan yang tidak terduga.” ”Bukankah persatuan itu sudah mustahil terjadi?” ”Ya. Itu untuk sultan di Yogyakarta dan susuhunan di Surakarta. Tapi, bagaimana kalau rakyat yang sudah meresap diresapi kekuatan wayang dan tembang? Lambat atau cepat toh akan terjadi gejolak yang berlanjut menjadi perang.” Jan Willem van Rijnst terperangah. Maunya dia berkata sesuatu, namun tak berhasil dilisankan. Dalam keadaan limbung ternyata dia memuji Danurejo II di dalam hatinya. Katanya dalam hati “Yang dikatakan ular ini benar juga.” Sementara itu Danurejo II merasa didorong akal untuk menguji pikirannya sendiri. Katanya, ”Apakah Tuan tidak curiga melihat keadaan itu?” ”Curiga?” ”Sebagai bahaya, Tuan Van Rijnst.” Semata didorong naluri Jan Willem van Rijnst menjawab, “Bahaya tidak selalu harus dianggap mengkhawatirkan. Kekhawatiran yang berlebihan malah membuat manusia tertawan dalam mimpi-mimpinya sendiri.” ”Itu benar Tuan Van Rijnst,” kata Danurejo II, terucap dengan taajul. ”Persoalannya, Tuan, ketika semua orang sama-sama bermimpi, artinya sama-sama memiliki mimpinya masing-masing, siapa lagi yang sanggup melihat mimpi bukan sebagai mimpi?” Jan Willem van Rijnst tertegun. Sempat jeda sekian ketukan. Merasa tidak punya simpanan kata-kata untuk menanggapi kata-kata Danurejo, akhirnya dia memilih mendengar apa yang dipunyai dalam pikiran menantu Sri Sultan ini. Resolusi Kata Jan Willem van Rijnst, ”Apa saran Tuan?” ”Mata saya dapat melihat sepak terjang Sri Sultan,” kata Danurejo. ”Beliau memang mertua saya. Jadi, harap Tuan mengerti, bahwa sebagai menantunya saya lebih tahu apa yang saya katakan tentang dirinya.” Jeda lagi sekian ketukan. Setelah itu Jan Willem van Rijnst bertanya, ”Apa Tuan menganggap Sri Sultan kurang cakap memegang kekuasaan? Atau,apa dia juga secara langsung sudah melanggar perjanjian-perjanjian dengan pihak kompeni?” ”Bukan cuma kurang cakap, Tuan Van Rijnst,” kata Danurejo, jeraus sangat ucapannya. ”Tapi, sesungguhnya Sri Sultan tidak becus. Makin hari makin besar jurang kemelut terjadi di lingkungan kraton. Ya, memang pelanggaran merupakan pemandangan sehari-hari yang menyepatkan mata.” ”Hm.” Jan Willem van Rijnst menerka-nerka ambisi Danurejo di balik pernyataan yang kerang-keroh itu. sambil menatap lurus-lurus ke muka Danurejo, setelah membagi arah pandangannya kepada Raden Mas Sunarko yang sangat tolek, Jan Willem van Rijnst berkata dalam hati, “Al wie kloekzinnig is, handelt met wetenschap, maar een zot breidt dwaasheid uit. Deza kakkerlak verwach zeker een goede positie, zodat hij mogelijk corruptie kan doen” yang cerdik bertindak dengan pengetahuan, tapi yang bebal membeberkan ketololannya. Kecowak ini pasti berharap kedudukan yang memungkinkan baginya bisa melakukan korupsi. Koda Danurejo tak rumangsa dicerca. Sebab, ketika Jan Willem van Rijnst berkata begitu di dalam hatinya, dia melakukan dengan memasang senyum di muka. Karuan Danurejo pun memasang muka manis atas kodratnya yang muka–dua. Dia mengira Belanda di hadapannya menghargainya. Baca Juga Belajar Memahami Pengertian, Jenis, dan Struktur Artikel Setelah membaca contoh ulasan di artikel ini, kamu sudah paham kan apa saja contoh teks cerita sejarah? Sekarang, cobalah menulis teks cerita sejarah sendiri. Jika kamu merasa kurang memahami, bisa lho tanya dengan mentor yang ada di Ruangguru Privat. Semangat belajar, ya! Referensi Suryaman, Maman. 2022. Bahasa Indonesia Kelas XII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi. Pengertian Teks Cerita Sejarah Jenis, Ciri, Struktur, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh Lengkap [daring]. Tautan diakses pada 30 Juni 2022.

Penggalanteks di atas menggunakan struktur teks cerita sejarah fiksi yaitu. Kemarahan Sangkuriang belum reda. Dia mengetahui, semua itu sesungguhnya adalah siasat dari Dayang Sumbi untuk menggagalkan pernikahan dengannya. Dengan kemarahan yang terus meluap, Dayang sumbi pun dikejarnya. Dayang sumbi yang ketakutan terus berlari untuk menghindar

– Hallo para pencari ilmu, jumpa kembali dalam artikel di Kali ini akan membahas mengenai Teks Cerita Sejarah. Ada yang sudah mengenal atau pernah mendengar mengenai istilah Teks Cerita Sejarah? Simak penjelasan terlengkapnnya di bawah ini. Pengertian Teks Cerita SejarahStruktur Teks Cerita SejarahCiri-Ciri Teks Cerita SejarahKaidah Kebahasaan Teks Cerita SejarahJenis-Jenis Teks Cerita SejarahPerbedaan Sejarah Fiksi dan Non-FiksiSebarkan iniPosting terkait Pengertian Teks Cerita Sejarah Teks cerita sejarah merupakan salah satu teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai sejarah. Struktur Teks Cerita Sejarah Orientasi merupakan salah satu bagian pengenalan atau pembuka dari teks cerita sejarah. Urutan Peristiwa yaitu suatu rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, yang biasanya disampaikan dalam urutan kronologis. Reorientasi ini berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang diceritakan. Bagian ini merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita sejarah. Ciri-Ciri Teks Cerita Sejarah Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian. Bentuk teks cerita ulang recount Struktur teksnya orientasi, urutan peristiwa, reorientasi. Sering menggunakan konjungsi temporal. Isi berupa fakta. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah Pronomina atau Kata Ganti yaitu suatu kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung. Frasa Adverbial ialah salah satu kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat. Verba Material yakni sebuah kata yang berfungsi menunjukkan aktivitas yang dilakukan partisipan, menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, contohnya menulis, mengepel, menyapu. Konjungsi Temporal atau Kata Hubung Waktu merupakan segala kata hubung yang berfungsi menata urutan peristiwa yang diceritakan. Umumnya banyak menggunakan kata penghubung temporal. Jenis-Jenis Teks Cerita Sejarah 1. Jenis Teks Cerita Sejarah Fiksi Novel ialah salah satu karya fiksi prosa yang penulisannya secara naratif, seringkali berupa bentuk cerita. Penulis novel disebut dengan novelis. Cerpen atau cerita pendek berupa prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung padat dan langsung menuju tujuan daripada dengan karya fiksi lainnya yang seringkali sangat panjang. Legenda yaitu sebuah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh beberapa orang merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi. Roman yakni sebuah jenis karya sastra berupa prosa yang melukiskan tingkah laku pelaku berdasarkan watak dan jiwa masing-masing. Roman disebut juga dengan kisah percintaan. 2. Jenis Teks Cerita Sejarah Non Fiksi Biografi adalah suatu penjelasan kehidupan seseorang yang ditulis lagi oleh orang lain. Autobiografi ialah sebuah kisah atau penjelasan hidup yang dilutis orang itu sendiri. Cerita Perjalanan merupakan salah satu teks yang bercerita tentang fakta atau kejadian pada masa lalu yang merupakan latar belangkan seseuatu mempunyai nilai sejarah. Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi Sejarah Fiksi Jalan cerita disusun berdasarkan dunia nyata. Gambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih dalam. Pengembangan karakter tokoh tidak sepenuhnya terungkap. Menyajikan kehidupan sesuai pandangan pengarang. Sejarah Non-Fiksi Tersusun oleh fakta yang objektif. Gambaran kehidupan tokoh ditulis lebih lengkap berdasarkan fakta. Menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta. Demikianlah penjelasan terlengkap mengenai √ Teks Cerita Sejarah Pengertian, Ciri, Struktur, Kaidah, Jenis & Perbedaannya Lengkap. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi para pencari ilmu. Terima Kasih. Baca Juga Artikel Lainnya Teks Cerita Fiksi Teks Cerita Fantasi Teks Cerita Ulang Teks Prosedur Teks Eksposisi Teks Eksplanasi
.
  • aegjh41x6k.pages.dev/817
  • aegjh41x6k.pages.dev/113
  • aegjh41x6k.pages.dev/124
  • aegjh41x6k.pages.dev/753
  • aegjh41x6k.pages.dev/879
  • aegjh41x6k.pages.dev/354
  • aegjh41x6k.pages.dev/925
  • aegjh41x6k.pages.dev/573
  • aegjh41x6k.pages.dev/952
  • aegjh41x6k.pages.dev/749
  • aegjh41x6k.pages.dev/119
  • aegjh41x6k.pages.dev/466
  • aegjh41x6k.pages.dev/997
  • aegjh41x6k.pages.dev/901
  • aegjh41x6k.pages.dev/138
  • penggalan teks diatas menggunakan struktur teks cerita sejarah yaitu