AlasanObjektif. a. Karena kecerdasan spiritual adalah salah satu kecerdasan yang harus dimiliki oleh umat Manusia, khususnya umat Islam lewat pendidikan Akhlak. b. Karena pendidikan Akhlaq, Manusia khususnya umat Islam bisa mengetahui betapa pentingnya pendidikan Akhlak dalam upaya pembentukan kecerdasan spiritual. PEMBAHASAN Pengertian Iman Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan perbuatan. Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin orang yang beriman sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya Muhammad dan kepada Kitab Al Qur’an yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” An Nisa 136 Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia. Kata Iman yang tidak dirangkai dengan kata lain dalam al-Quran mengandung arti positif Dengan demikian, kata-kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya, dikatakan sebagai iman haq. Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya disebut iman bathil. Wujud Iman Akidah Islam dalam al-Quran disebut iman. Iman bukan hanya berarti percaya melainkan keyakinan yang mendorong seorang muslim untuk berbuat. Oleh karena itu lapangan iman sangat luas. Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia terikat dengan aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Wujud iman menurut tiga unsur, yaitu isi hati, ucapan, dan laku perbuatan. Isi hati dan perbuatan disebut pandangan hidup. Sedangkan laku perbuatan yang mewujudkan gerak berbuat dalam keseluruhan hidup manusia disebut sikap hidup. Sikap hidup seseorang bisa bernilai haq bisa juga bernilai bathil, tergantung pada pandangannya. Jika pandangannya adalah pandangan haq, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai haq. Demikian juga sebaliknya, jika pandangan yang dimiiki pandangan bathil, maka sikap hidup atau perilakunya bernilai bathil. Dengan demikian ada dua wujud iman yaitu wujud iman haq dan wujud iman bathil Proses Terbentuknya Iman Benih iman yang dibawa sejak dalam kandungan memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang unggul apabila disertai pemeliharaan yang intensif, besar kemungkinan menjadi punah. Demikian halnya dengan benih Iman. Berbagai pengaruh terhadap seseorang akan mengarahkan iman/kepribadian seseorang baik dari lingkungan keluarga, masyarakat, pendidikan dll. Pada dasarnya, proses pembentukan iman. Diawali dengan proses perkenalan, kemudian meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam mencapai iman kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah maka orang tersebut tidak mungkin beriman kepada Allah. Disamping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan, seseorang bisa saja seorang yang benci menjadi senang. Seorang anak harus dibiasakan terhadap apa yang diperintahkan Allah dan menjahui larangan Allah agar kelak nanti terampil melaksanakan ajaran Allah. Berbuat sesuatu secara fisik adalah satu bentuk tingkah laku yang mudah dilihat dan diukur. Tetapi tingkah laku tidak terdiri dari perbuatan yang nampak saja. Di dalamnya tercakup juga sikap-sikap mental yang tidak terlalu mudah ditanggapi kecuali secara langsung misalnya , melalui ucapan atau perbuatan yang diduga dapat menggambarkan sikap sikap mental tersebut. Tanda-Tanda Orang Beriman 1. Taqwa Taqwa adalah menjaga diri dari segala perbuatan dosa dengan melaksanakan segala apa yang diperintah oleh Allah SWT dan juga meninggalkan apa yang telah dilarang-Nya. Keimanan seseorang kepada Allah SWT belum sempurna jika ia tidak bertaqwa, yakni mewujudkannya dalam bentuk yang nyata dengan beramal shaleh atau berbuat kebaikan kepada orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu bertaqwa dimana saja kita berada. Jika kita berada di pasar maka kita harus menunjukkan ketaqwaan dalam urusan kita di pasar, jika kita berada dalam klas yang sedang belajar kita juga harus bertaqwa kepada Allah dalam urusan menuntut ilmu dan mengajarkannya dan begitulah seterusnya dimana saja kita berada kita harus bertaqwa kepada Allah SWT tanpa harus ragu-ragu untuk melakukannya. Allah SWT sama sekali tidak membedakan derajat manusia berdasarkan suku, bangsa, bahasa, dan budaya, akan tetapi Allah SWT membedakan perbedaan antara seseorang dengan yang lainnya dengan taqwanya, barang siapa yang paling bertaqwa, maka dialah yang derajatnya paling mulia di sisi Allah SWT. 2. Malu Tanda keimanan yang amat penting dari seseorang yaitu al haya’ atau mempunyai rasa malu. Maksud dari mempunyai rasa malu disini bukan kita merasa malu berbicara di depan orang banyak sehingga merasakan panas dingin jika berbicara di depan umum atau kita merasa malu dengan penampilan yang kurang meyakinkan atau kurang keren di depan teman-teman kita dalam suatu acara. Akan tetapi, rasa malu yang harus kita tanam sebagai orang yang beriman yaitu malu jika kita tidak melakukan perbuatan atau hal-hal yang telah dibenarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Oleh karena itu sangatlah penting bagi kita mempunyai rasa malu seperti ini, agar tentunya tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan. Bahkan, keimanan dengan rasa malu menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dan tentunya tidak boleh juga kita pisah-pisahkan sendiri seperti dua sisi mata uang yang tidak diakui dan tidak bisa digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Bila malu tidak ada pada jiwa seseorang yang mengaku beriman, pada hakikatnya dia tidak beriman. Haya’ rasa malu terdapat dua macam yaitu Malu naluri haya’ nafsaniy, yaitu rasa malu yang dikaruniakan Allah kepada setiap diri manusia, seperti rasa malu kelihatan auratnya atau malu bersenggama di depan orang lain. Dalam hal ini tentu kita harus selalu tunduk dan patuh kepada Allah SWT dengan segala ketentuan-Nya dengan mengkaruniakan kita malu naluri. Bila kita memiliki rasa malu terhadap diri sendiri dan juga kepada orang lain pasti kita akan selalu menjaga aurat jangan sampai kelihatan dihadapan orang lain. Oleh karena itu, orang yang tidak memiliki rasa malu harus diwaspadai, sebab kalau dia telah merusak citra dirinya sendiri, sangat mungkin baginya untuk merusak citra orang lain. Malu imani haya’imaniy, ialah rasa ma!u yang bisa mencegah seseorang dari melakukan perbuatan maksiat karena takut kepada Allah SWT. Setiap muslim haruslah memiliki sifat malu kepada Allah yang sebenar-benarnya, malu yang ditunjukkan dimana saja, kapan saja, dan dalam situasi serta kondisi yang bagaimanapun juga. Bukan hanya malu untuk menyimpang ketika berada di masjid dan sejenisnya, tapi tidak malu-malu untuk melakukan penyimpangan di pasar, kantor, bahkan saat sendirian. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk selalu memperkokoh rasa malu sehingga tidak ada kejelekan sedikitpun dari sifat malu tersebut. 3. Syukur Tanda keimanan seseorang yang amat penting adalah selalu bersyukur. Allah SWT menganugerahkan nikmat yang banyak kepada manusia. Setiap detik dalam kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dengan yang namanya nikmat Allah SWT. Oleh karena itu, sudah sepatutnya manusia selalu bersyukur kepada Allah SWT. Syukur berarti “berterima kasih kepada Allah SWT”. Dalam arti lain, syukur ialah memanfaatkan nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita sesuai dengan kehendak yang memberikannya. Bersyukur mengandung banyak manfaat, diantaranya yaitu mengekalkan dan menambah nikmat itu pula dengan nikmat yang lain yang berlimpah, Allah SWT berfirman “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih” QS Ibrahim [14]7. Ada tiga macam cara kita bersyukur kepada Allah SWT Bersyukur dengan hati, yakni mengakui dan menyadari bahwa nikmat yang diperolehnya berasal dari Allah SWT. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan mengucapkan “Alhamdulillah” yang berarti segala puji bagi Allah. Bersyukur dengan perbuatan, seperti melakukan perbuatan yang baik, sesuai dengan tuntutan agama. Allah SWT melimpahkan nikmat yang banyak kepada manusia. Secara garis besar nikmat Allah terbagi atas dua macam yaitu nikmat yang menjadi tujuan dan nikmat yang menjadi alat untuk mencapai tujuan. Ciri-ciri nikmat yang pertama adalah kekal, diliputi kebahagiaan dan kesenangan, sesuatu yang mungkin dicapai, dan segala kebutuhan terpenuhi. Adapun nikmat yang kedua meliputi kebersihan jiwa dalam bentuk iman dan akhlak yang mulia, kelebihan tubuh seperti kesehatan dan kekuatan, hal-hal yang membawa kesenangan jasmani, seperti harta dan kekuasaan, dan hal-hal yang membawa sifat keutamaan seperti pertolongan dan lindungan dari Allah SWT. 4. Sabar Yang terakhir atau yang Keempat dari tanda keimanan seseorang yaitu sabar. Sabar berasal dari bahasa Arab yaitu shabara-yashbiru-shabran yang artinya menahan atau mengekang. Secara istilah sabar yaitu menahan diri dari bersikap, berbicara, dan bertingkah laku yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT. Sabar merupakan bagian yang penting dari iman. Dalam hadits yang diriwayatkan oieh Abu Nu’aim, Rasulullah SAW bersabda bahwa sabar adalah sebagian dari iman. Kedudukan sabar bagi iman sangat penting, seperti kedudukan hari Arafah dalam ibadah haji. Nabi SAW melukiskan sabar sebagai barang yang sangat bernilai tinggi di surga. la juga pemah berkata, “sabar terhadap sesuatu yang engkau benci merupakan kebajikan yang besar” HR. At-Tirmidzi. 5. Ridha dengan Keputusan Allah Ridha berarti menerima keputusan kalah atau menang dengan hati yang lapang. Jika mendapat kemenangan maka siap untuk menjalankan tugas sebagai tanda kesyukuran kepada Tuhan, dan jika dinyatakan kalah, maka terima dengan hati yang lapang, dan merasa itu lebih baik daripada menang. Seorang ulama tasauf, Ibnu Athaillah Sakandari menyatakan “Keridhaan adalah mengarahkan perhatian hati kepada ketentuan Tuhan bagi si hamba dan meninggalkan ketidaksenangan“. Seorang ulama yang lain, Ruwaim menyatakan’ Keridhaan adalah tenangnya hati dalam menjalani ketetapan Allah.“ Pernah suatu hari khalifah Umar bin Khattab menulis surat kepada gubernur Abu Musa al Asyari “Segala kebaikan terletak di dalam keridhaan. Malah jika engkau mampu jadilah orang yang ridha; dan jika engkau tidak mampu, maka jadilah orang yang sabar“ Tanda Orang Beriman Al Anfal 2-4 "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka karenanya, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki nikmat yang mulia." Anfal 2-4 Dari Ayat tersebut telah jelas lah bahwa beberapa tanda-tanda orang yang benar-benar beriman kepada Allah adalah Bila disebut nama Allah gemetarlah Hatinya Apabila Dibacakan Ayat-ayat Allah bertambahlah Imannya Mereka selalu bertawakal Kepada Allah Mendirikan Shalat Menafkahkan berinfaq, shadaqoh Itulah tanda-tanda orang yang benar-benar beriman selain tanda-tanda yang lain yang Allah Gambarkan dalam surat Al fatihah dan surat-surat yang lainnya. Yang jadi renungan buat kita adalah sudahkah, pernahkah, kita ini bergetar atau atau bahkan menangis ketika disebut ayat-ayat Al Quran? atau justru kita tertawa terbahak-bahak padahal Al Quran menceritakan betapa pedihnya Azab Allah itu? semua jawabanya kembali kepada diri kita masing-masing, marikita introspeksi / muhasabah / evaluasi diri kita sebelum Allah yang turun tangan untuk mengevaluasi kita di Yaumul Akhir nanti. Korelasi Keimanan dan Ketakwaan Keimanan dan ketakwaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Orang yang bertakwa adalah orang yang beriman yaitu yang berpandangan dan bersikap hidup dengan ajaran Allah menurut Sunnah Rasul yakni orang yang melaksanakan shalat, sebagai upaya pembinaan iman dan menafkahkan rizkinya untuk mendukung tegaknya ajaran Allah. Iman yang benar kepada Allah dan Rasulnya akan memberikan daya rangsang atau stimulus yang kuat untuk melakukan kebaikan kepada sesama sehingga sifat-sifat luhur dan akhlak mulia itu pada akhirnya akan menghantarkan seseorang kepada derajat takwa. Orang yang bertakwa adalah orang yang benar imannya dan orang yang benar-benar beriman adalah orang yang memiliki sifat dan akhlak yang mulia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang yang berakhlak mulia merupakan ciri-ciri dari orang yang bertakwa. Keimanan pada keesaan Allah yang dikenal dengan istilah tauhid dibagi menjadi dua yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis. Tahuid teoritis adalah tahuid yang membahas tentang keesaan Zat, keesaan Zat, sifat dan Perbuatan Tuhan. Adapun tauhid praktis yang disebut juga tauhid ibadah berhubungan dengan amal dan ibadah manusia. Tahuid praktis merupakan penerapan dari tauhid toritis. Seperti dengan kata lain, tidak ada yang disembah selain Allah , atau yang wajib disembah hanyalah Allah semata yang menjadikan-Nya tempat tumpuhan hati dan tujuan gerak langkah. Dalam ajaran islam yang dimaksud dengan tauhid yang sempurna adalah tauhid yang tercermin dalam ibadah dan dalam perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menegakan tahuid, seseorang harus menyatukan iman dan amal, konsep, dan pelaksanaan, pikiran dan perbuatan, serta teks dan konteks. Dengan demikian bertauhid adalah mengesakan Tuhan dengan pengertian yakin dan percaya kepada Allah melalui fikiran membenarkan dengan hati , mengucapkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatannya. Oleh karena itu seseorang baru dinyatakan beriman dan bertakwa, apabila sudah mengucapkan kalimat tauhid dan dengan mengamalkan semua perintah Allah dan menjahui larangannya./lalanurmala-lalanurmala SeorangMukmin tidak dikatakan sebagai sebenar-benar Mukmin hingga dia rela bila orang lain mendapatkan sesuatu yang baik sebagaimana dia rela hal itu dia dapatkan juga, dan tidak lah dia dikatakan sebagai Mukmin bila melihat kelebihan yang ada pada orang lain melebihi dirinya kemudian dia bercita-cita ingin mendapatkan kelebihan itu pula namun Oleh Kyai Hasan Syadzili Orang beriman dalam Alquran disebut mukmin. Mukmin ialah orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT. Mematuhi segala perintah dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Itulah mukmin sejati. Dalam hal tersebut mengutip ayat Al Qur'an surat Al Anfal ayat 2-3 yang mengungkap tanda seorang mukmin. Yang pertama adalah. إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka”. Hanya orang yang beriman jika disebutkan nama Allah, muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takutnya sebagai bentuk mengagungkan Allah. tutur Kyai Hasan menjelaskan ayat tersebut. Kalimat tauhid, sebagai sebuah kalimat agung, harus digunakan untuk mengagungkan Yang Maha Agung, tentunya harus dibarengi dengan pengagungan kepada Allah SWT melalui akhlak yang baik. Kalimat Tauhid lebih bijak digunakan untuk mengagungkan Allah SWT, menghadirkan rasa aman kepada orang yang mendengarnya, bukan malah sebaliknya, yaitu membuat orang takut karena ucapan asma Allah yang diucapkan". Yang kedua وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا “Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka karenanya”. Hal ini menjadi bukti keimanan seseorang ketika Al Qur’an dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, ia dapat mengambil manfaat dengan bertambahnya rasa iman. Ayat Al Qur'an harus menjadi prioritas utama dalam diri kaum muslimin, menjadikan ayat-ayat Al Qur'an sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Yang ketiga وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ “Dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal”. Orang yang beriman akan menyandarkan segala urusannya hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain. Di saat kita diberi cobaan saat ini berupa Pandemi yang hampir keseluruhan penjuru dunia. Tentu sangat berpengaruh semua sendi ekonomi, sosial hingga politik, oleh karena itu hanya satu jalan kita, yaitu kembali kepada Allah SWT. Menyandang segala urusan disaat sulit seperti ini hanya kepada Allah SWT, Tawakal dan terus ikhtiar berusaha untuk keluar dari keadaan yang melanda kita semua. Yang keempat ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ “yaitu Orang-orang yang mendirikan shalat”. Orang yang beriman akan mendirikan shalat secara sempurna, baik shalat yang hukumnya wajib maupun yang dianjurkan. Shalat adalah sarana mediasi seorang hamba yang ingin berkomunikasi dengan Allah SWT. Yang kelima وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ “Dan yang menginfakkan rizki yang Kami berikan kepada mereka". Seorang dikatakan beriman ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Kondisi saat ini adalah melatih diri kita untuk kembali kepada Allah SWT, disaat-saat sulit seperti inilah Allah SWT menguji kepada hamba-Nya untuk bertawakal dan mendermakan hartanya dalam keadaan sulit. Kalau mendermakan harta dalam keadaan lapang, itu hal bisa. Disaat inilah kondisi paling ditunggu-tunggu oleh Allah SWT agar kita selalu memperhatikan lingkungan bersama, bagaimana tetangga kita, kondisi sosial dan ekonomi, mari saling membantu satu sama lain. أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا “Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya”. Seorang yang benar-benar beriman, dan akan mendapatkan derajat disisi Allah SWT sebagai golongan yang diakui di hadapan Allah SWT. Penulis adalah Mustasyar NU Citayam Kabupaten Bogor. Disalin oleh Abdul Hakim
powerpointtentang keimanan bagi pembelajaran
Ilustrasi ciri-ciri mukmin, Foto Pixabay Menjadi mukmin sejati merupakan cita-cita semua Muslim . Namun, untuk menjadi seorang mukmin yang sejati pastilah tidak mudah karena banyak halangan dan rintangannya. Mukmin ialah orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT. Mematuhi segala perintah dan menjauhi seluruh larangannya. Ciri Ciri Mukmin dalam Al Quran Ciri-ciri seorang mukmin dijelaskan dalam Alquran surat Al- Anfal ayat two-4. Dalam surat tersebut Allah SWT berfirman. “Orang beriman adalah mereka yang mendengar nama Allah disebutkan, gemetar hati mereka. Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, iman mereka bertambah dan kepada Tuhan mereka bertawakal. Yaitu orang yang salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang beriman yang sebenarnya.” Al-Anfalii-iv Dikutip dari buku Menikmati Jamuan Allah Oleh Syekh Muhammad al-Ghazali penjelasan dari ayat tersebut adalah sebagai berikut. Memiliki Rasa Gemetar Hatinya kepada Allah Adapun penjelasan yang pertama yaitu orang mukmin jika disebutkan nama Allah muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takut tersebut adalah sebagai bentuk dari mengagungkan nama Allah. Orang mukmin tidak akan berani melanggar apapun yang telah ditetapkan menjadi suatu larangan, dan akan selalu mentaati setiap perintah-Nya. Bertambah Imannya Jika Dibacakan Ayat Al-Quran Ilustrasi ciri-ciri mukmin, Foto Pixabay Selanjutnya, seorang mukmin menjadikan ayat Alquran sebagai prioritas utama dalam diri kaum muslimin. Mereka menjadikan ayat-ayat Alquran sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ketika Alquran dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, seorang mukmin dapat mengambil manfaat tersebut dengan bertambahnya rasa iman. Bertawakkal Hanya kepada Allah Kemudian, orang mukmin akan menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT, bukan orang lain. Orang mukmin yakin bahwa segala sesuatu hal tidak akan terwujud kecuali atas kehendak Allah SWT. Orang mukmin akan mendirikan sholat secara sempurna. Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan. Hal ini dikarenakan sholat adalah sarana mediasi seorang hamba yang ingin berkomunikasi dengan Allah SWT. Seorang dikatakan mukmin ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Selain itu, orang mukmin pasti menunaikan kewajiban dan ibadah yang berhubungan dengan harta tersebut dengan ikhlas. Ini bertujuan untuk membersihkan harta dan menyucikan jiwa. Rasulullah SAW juga pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari sholat dan sedekahnya dalam hadist Riwayat Muslim. Rasulullah SAW bersabda “Sholat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti.” 60 minutes. Muslim Selanjutnya pada akhir surat Al-Anfal, ciri-ciri orang mukmin ditambah dengan kriteria khusus. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 74 “Orang beriman dan berhijrat serta berjihad di jalan Allah dan orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan, mereka itulah mukmin sejati.” QS. Al-Anfal74 Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan perbuatan. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin orang yang beriman sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Sudah barang tentu semua orang Islam mengaku beriman. Tapi belum tentu semua merasakan bagaimana manisnya iman yang sebenarnya. Rasulullah Saw pernah bersabda tentang bagaimana cara untuk merasakan manisnya iman. Sabda Rasulullah Saw, “Ada tiga hal apabila dimiliki oleh seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai ketimbang yang lain, mencintai seseorang karena Allah, dan enggan kembali kepada kekufuran seperti enggannya ia dilemparkan ke dalam neraka.” HR. Bukhari Manusia memilki fitrah yang kuat untuk saling mencintai suami atau istri, anak keturunan, harta benda dan lainnya, itu tak dapat dinafikan. Bahkan Al-Qur`an sendiri mengakui kecenderungan tersebut زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” QS. Ali Imran 14 Dari hadits Rasulullah Saw tersebut ada tiga hal yang harus kita penuhi barulah terasa manisnya iman Hadits di atas menegaskan bahwa untuk mencapai taraf manisnya iman benar-benar terasa, maka Allah dan Rasul-Nya harus lebih dicintai. Kita memang harus mencintai anak dan isteri, tapi Allah Swt dan Rasul-Nya harus lebih kita cintai. kita dapat dengan mudah mengaku beriman, tapi selama Allah Swt dan Rasul-Nya tidak lebih kita cintai ketimbang yang lain, maka kita belum akan merasakan manisnya iman yang kita akui. Selanjutnya untuk merasakan manisnya iman kita harus mencintai orang lain karena Allah manusia normal, tentu tidak aneh bila kita menaruh cinta kepada seseorang. Namun sebagai orang beriman yang ingin merasakan manisnya iman, kecintaan kepada seseorang haruslah berada dalam kerangka penilaianAllah Swt. Orang yang kita cintai hendaklah orang yang dicintai Allah Swt. Orang yang kita cintai seharusnya orang yang dalam pandangan Allah Swt pantas untuk dicintai. Dan yang terakhir syarat untuk merasakan manisnya iman adalah enggan kembali kepada kekufuran. Ketika dua hal di atas disempurnakan dengan keengganan kembali kepada kekufuran, barulah manisnya iman dapat dirasakan dengan sempurna. Bagi kita yang terlahir sebagai mukmin adalah dengan membenci kekufuran dan hal-hal yang dapat menyeret kepada kekufuran. Supaya kita tidak jatu kepada kekufuran, kita harus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Dengan cara mengerjakan segala yang diperintahkan Allah Swt serta meninggalkan segala yang dilarang Allah Swt. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang tiga hal yang harus dimilki baru merasakan manisnya iman. Mudah-mudahan tiga hal tersebut bisa kita tunaikan dengan sempurna. Agar kita bisa merasakan manisnya iman. Aamiin. Ketikaada seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Islam bagaimanakah yang dikatakan sebagai Islam yang baik?” Beliau menjawab dengan menyebutkan amalan berikut , “Engkau memberi makan kepada orang lain dan engkau mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.” (Sahih,
Mukmin yang sempurna adalah mukmin yang menjalankan Islam secara kaffah, yaitu secara menyeluruh. Seorang mukim yang sempurna adalah yang telah mencapai tahapan Ihsan, yaitu senantiasa merasa sedang diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta' Subhanahu Wa Ta'ala, telah menciptakan manusia dalam keadaan yang sempurna. Salah satunya adalah dibekali dengan akal untuk berfikir berbeda dengan makhluk-makhluk menciptakan manusia dan jin tidak lain hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Oleh karena itu seorang mukmin dikatakan mukmin yang sempurna adalah mukmin yang benar benar menjalankan agamanya dengan penuh Kaffah dan senantiasa merasa diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sehingga dia akan senantiasa beribadah dan menjauhkan dirinya dari perbuatan-perbuatan semoga membantu!Pelajari lebih lanjut1. Materi tentang perilaku Ihsan Materi tentang sikap bertentangan dengan ihsan Materi tentang kontruksi Iman jawabanKelas 10Mapel AgamaBab Al-Qur'an dan Hadis adalah Pedoman HidupkuKode SPJ2
apengertian manusia sempurna dan pluralisme agama. Manusia adalah mahluk yang diciptakan oleh allah swt dari tanah yang diberikan akal dan hawa nafsu untuk membedakan antara baik buruk. Manusia dikatakan sempurna apabila mempergunakan akal fikirannya ditemani oleh pengetahuan agama melalui pertimbangan akal dan hawa nafsu yang baik. Sekedar menjadi muslim, tidaklah cukup bagi seseorang yang mengaku dirinya beragama Islam. Bagi seseorang yang telah mengucapkan kalimat syahadat dan kemudian menjadi seorang muslim atau memang terlahir sebagai muslim, maka orang tersebut harus senantiasa beramal dan beribadah untuk meningkatkan derajatnya. Seorang muslim harus mengupgrade dirinya menjadi mukmin orang yang beriman.Setiap muslim pasti ingin untuk mencapai derajat mukmin. Karena Allah memberikan tempat khusus bagi seorang mukmin di sisi-Nya, bahkan dalam firman-Nya Allah seringkali hanya menyeru orang-orang mukmin saja yang kemudian disertai dengan kabar gembira tentang Surga, yang dijanjikan akan menjadi tempat kembali bagi mereka kelak. Hal ini menunjukkan keutamaan orang-orang yang telah mencapai derajat mukmin. Diantaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang artinya “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih bagi mereka adalah Surga Firdaus yang menjadi tempat tempat tinggal.” QS. Al Kahfi 107Seorang mukmin jelas lebih utama dibandingkan dengan seorang muslim. Karena bisa jadi diantara orang-orang yang mengaku dirinya muslim, ada yang memiliki sifat kemunafikan dalam hatinya, tetapi bagi seorang mukmin, tidaklah ada dalam hatinya melainkan hanya kebaikan. Seorang mukmin merupakan orang-orang yang memuliakan seluruh syariat Islam dan mendustakan segala kemaksiatan, karena keimanan dalam hatinya yang tidak dimiliki oleh semua yang membedakan antara seorang muslim dengan seorang mukmin dan yang dengannya seseorang akan diliputi dengan keberuntungan serta dijauhkan dari kerugian di dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman “Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih..” QS. Al Ashr 1-3Yang Dinamakan ImanIman secara bahasa berarti membenarkan dan menunjukkan ketundukkan dan pengakuan. Sedangkan menurut syariat, iman adalah semua ketaatan lahir perbuatan badan dan batin. Iman dapat juga dipahami sebagai pembenaran dalam hati, pengucapan ikrar dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota dari iman akan tampak jelas dalam pelaksanaan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Sehingga seseorang dikatakan memiliki iman apabila ia mengakui dan meyakini segala yang diperintahkan serta dilarang oleh syariat, kemudian ia mengamalkan segala yang diyakininya tersebut. Karena iman tidak sah kecuali dengan perbuatan, ia bukan sebuah pengakuan semata atau hanya niat dalam hati orang-orang MukminAllah telah menyebutkan sifat orang-orang mukmin sejati di dalam Al Qur’an, yaitu orang-orang yang beriman dan mengamalkan pokok-pokok agama dan cabang-cabang yang mereka imani, secara lahir dan bathin. Pengaruh iman ini terlihat pada keyakinan, perkataan dan perbuatan Tabaaraka wa Ta’ala berfirman “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rizki nikmat yang mulia.” QS. Al Anfal 2-4Pada ayat tersebut Allah menyebutkan beberapa sifat yang dimiliki oleh orang-orang mukmin, diantaranya Ketahuilah, apabila sifat-sifat tersebut ada dalam diri seseorang maka layak baginya menyandang derajat sebagai orang-orang mukmin. Wahai kaum muslimin, apabila sifat-sifat tersebut ada dalam diri anda, teguhlah diatasnya. Janganlah berbalik kepada kekufuran. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk istiqamah diatasnya. Beliau bersabda “Katakanlah, Saya beriman kepada Allah.’ Kemudian beristiqamahlah di atas itu.” HR. MuslimWallahu Ta’ala a’lam.
Jadi khauf dan roja` harus senantasa menyatu dalam diri seorang mukmin dalam rangka menyeimbangkan hidupnya untuk tetap istiqomah melaksanakan perintahNya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, mengharap pahala dan takut akan siksa-Nya. Keduanya (khauf dan roja`) ibarat dua sayap burung yang dengannya ia dapat menjalani kehidupannya dengan

Mukmin adalah seseorang yang beriman dan percaya kepada Allah SWT. Seorang muslim yang taat akan senantiasa menjalankan perintah agamanya. Seorang tersebut memiliki penyerahan sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT dan memiliki iman yang kuat di dalam prakteknya, menjadi seorang mukmin sejati sangatlah sulit, dan banyak rintangan serta halangan yang harus dihadapi. Ciri-ciri dari seorang muslim, bahkan sifat sholat seorang muslim, digambarkan begitu jelas di dalam Al-Quran. Berikut ini adalah penjelasan tentang ciri-ciri orang mukmin dan juga ayat-ayat Al-Quran tentang sifat sholat orang mukmin. Ciri-ciri orang mukmin dalam dalam Al Quran yaitu pada surat Al Anfal ayat 2-4 menjelaskan tentang ciri-ciri Mukmin. Sifat-sifat tersebut sudah selayaknya di miliki oleh seorang Muslim agar senantiasa ditempatkan di sisi Allah SWT dan dijauhi dari segala kesukaran di SWT berfirman surat Al-Anfal ayat 2-42. اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙinnamal-mu`minụnallażīna iżā żukirallāhu wajilat qulụbuhum wa iżā tuliyat 'alaihim āyātuhụ zādat-hum īmānaw wa 'alā rabbihim yatawakkalụn"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah kuat imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,"3. الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۗallażīna yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn"Yaitu orang-orang yang melaksanakan salat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."4. اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚulā`ika humul-mu`minụna ḥaqqā, lahum darajātun 'inda rabbihim wa magfiratuw wa rizqung karīmArtinya"Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat tinggi di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki nikmat yang mulia."Dalam buku Menikmati Jamuan Allah yang ditulis oleh Syekh Muhammad Al-Ghazali, dijelaskan tentang ciri-ciri orang mukmin dalam surat Al Anfal ayat 2-4, yaitu Memiliki rasa gemetar hatinya kepada Allah SWT Seorang mukmin apabila disebutkan nama Allah SWT, akan muncul rasa takut di dalam hatinya. Perasaan takut tersebut merupakan cerminan dari hatinya yang selalu mengagungkan nama mukmin tidak akan sekalipun melanggar larangan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, ia juga akan dengan senang hati menjalankan setiap perintah-Nya. Imannya semakin bertambah setelah dibacakan ayat Al-Quran Ayat Al-Quran untuk seorang mukmin adalah landasan serta prioritas utama untuk para muslimin. Mereka akan senantiasa termotivasi dengan ayat-ayat Al-Quran yang dilantunkan, setelahnya rasa iman mereka kepada Allah SWT semakin bertambah begitu juga dengan ketakwannya. Bertawakal hanya kepada Allah SWT Seorang mukmin akan menyerahkan seluruh perkaranya hanya kepada Allah SWT. Tidak ada yang ia percayai selain Allah SWT untuk mengurus segala urusannya. Seorang mukmin percaya dan meyakini bahwa seluruh urusan di dunia ini tidak akan terwujud apabila bukan kehendak dari Allah SWT. Berinfaq di jalan Allah SWT Seorang mukmin akan senantiasa menyisihkan hartanya untuk diinfakkan ke jalan Allah SWT, yaitu jalan kebenaran yang akan menuntunnya semakin dekat kepada Allah SWT. Hharta yang ia infakkan juga akan dikeluarkan dengan ikhlas dan semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah dari infaqnya adalah untuk membersihkan harta yang ia miliki serta membersihkan jiwanya dari hal-hal buruk. Mendirikan sholat Seorang mukmin akan melaksanakan atau mendirikan sholatnya dengan sangat sempurna. Sholat yang meraka jalankan sangat khusyuk karena di dalamnya telah memiliki keimanan yang kuat kepada Allah SWT. Sholat wajib maupun sholat sunnah akan mereka kerjakan tanpa gangguan sebab imannya yang sangat luar biasa. Bagi seorang mukmin sejati, sholat merupakan sarana berkomunikasi hamba kepada Allah ayat Al-Quran lainnya, yaitu surat Al Anfal ayat 74 Allah SWT berfirman tentang ciri seorang mukmin yaitu Allah SWT berfirman surat Al-Anfal ayat 74وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَالَّذِيْنَ اٰوَوْا وَّنَصَرُوْٓا اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌwallażīna āmanụ wa hājarụ wa jāhadụ fī sabīlillāhi wallażīna āwaw wa naṣarū ulā`ika humul-mu`minụna ḥaqqā, lahum magfiratuw wa rizqung karīmArtinya“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan kepada orang Muhajirin, mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki nikmat yang mulia.” Baca Juga Khadijah, Istri Tercinta Rasul Sekaligus Ibu Orang-orang Mukmin Ayat tentang sifat sholat orang mukminilustrasi orang sedang salat ArapoğluDari penjelasan di atas, dikatakan bahwa ciri seorang mukmin adalah yang senantiasa melaksanakan dan mendirikan sholatnya dengan khusyuk. Dalam beberapa ayat Al-Quran pun diterangkan tentang sifat sholat dari seorang mukmin adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang sifat sholat orang mukmin1. Surat Al-Mu'minun Ayat 9وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَوٰتِهِمْ يُحَافِظُوْنَwallażīna hum 'alā ṣalawātihim yuḥāfiẓụn"serta orang yang memelihara salatnya."2. Surat Al-Ma’arij Ayat 23الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖallażīna hum 'alā ṣalātihim dā`imụn"mereka yang tetap setia melaksanakan salatnya,"3. Surat Al-Ma’arij Ayat 34وَالَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُوْنَۖwallażīna hum 'alā ṣalātihim yuḥāfiẓụn"dan orang-orang yang memelihara salatnya."Kesimpulannya adalah, seorang mukmin akan senantiasa menjaga dan melaksanakan sholatnya dengan baik. Tidak hanya itu, mereka juga menjaga kekhusyukannya dalam menjalanka pembahasan mengenai ciri seorang mukmin dan ayat Al-Quran tentang sifat sholat orang mukmin. Semoga kita semua dapat menjadi mukmin sejati, amin.

Dandosa tersebut diyakini sebagai suatu kekafiran yang dapat mengeluarkan pelakunya dari agama, mereka adalah kaum Khawarij. Sesungguhnya pelaku dosa besar (di bawah dosa syirik) adalah seorang mukmin yang tidak sempurna imannya. Karena keimanannya, ia masih disebut mukmin dan karena dosa besarnya ia disebut fasiq (dan keimanannya pun
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan perbuatan. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin orang yang beriman sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Sudah barang tentu semua orang Islam mengaku beriman. Tapi belum tentu semua merasakan bagaimana manisnya iman yang sebenarnya. Rasulullah Saw pernah bersabda tentang bagaimana cara untuk merasakan manisnya iman. Sabda Rasulullah Saw, “Ada tiga hal apabila dimiliki oleh seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai ketimbang yang lain, mencintai seseorang karena Allah, dan enggan kembali kepada kekufuran seperti enggannya ia dilemparkan ke dalam neraka." HR. Bukhari Manusia memilki fitrah yang kuat untuk saling mencintai suami atau istri, anak keturunan, harta benda dan lainnya, itu tak dapat dinafikan. Bahkan Al-Qur`an sendiri mengakui kecenderungan tersebut زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ “Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." QS. Ali Imran 14 Dari hadits Rasulullah Saw tersebut ada tiga hal yang harus kita penuhi barulah terasa manisnya iman Hadits di atas menegaskan bahwa untuk mencapai taraf manisnya iman benar-benar terasa, maka Allah dan Rasul-Nya harus lebih dicintai. Kita memang harus mencintai anak dan isteri, tapi Allah Swt dan Rasul-Nya harus lebih kita cintai. kita dapat dengan mudah mengaku beriman, tapi selama Allah Swt dan Rasul-Nya tidak lebih kita cintai ketimbang yang lain, maka kita belum akan merasakan manisnya iman yang kita akui. Selanjutnya untuk merasakan manisnya iman kita harus mencintai orang lain karena Allah manusia normal, tentu tidak aneh bila kita menaruh cinta kepada seseorang. Namun sebagai orang beriman yang ingin merasakan manisnya iman, kecintaan kepada seseorang haruslah berada dalam kerangka penilaianAllah Swt. Orang yang kita cintai hendaklah orang yang dicintai Allah Swt. Orang yang kita cintai seharusnya orang yang dalam pandangan Allah Swt pantas untuk dicintai. Dan yang terakhir syarat untuk merasakan manisnya iman adalah enggan kembali kepada kekufuran. Ketika dua hal di atas disempurnakan dengan keengganan kembali kepada kekufuran, barulah manisnya iman dapat dirasakan dengan sempurna. Bagi kita yang terlahir sebagai mukmin adalah dengan membenci kekufuran dan hal-hal yang dapat menyeret kepada kekufuran. Supaya kita tidak jatu kepada kekufuran, kita harus meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Swt. Dengan cara mengerjakan segala yang diperintahkan Allah Swt serta meninggalkan segala yang dilarang Allah Swt. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang tiga hal yang harus dimilki baru merasakan manisnya iman. Mudah-mudahan tiga hal tersebut bisa kita tunaikan dengan sempurna. Agar kita bisa merasakan manisnya iman. Aamiin.
ApabilaAl-Quran dijadikan sebagai tuntunan amal atau aturan yang sempurna bagi kita hingga hari Kiamat, maka tidak ada alasan bahwa Al-Quran akan membawa kita kepada kegagalan pada saat yang sangat genting ini. Sulit didapati seorang mukmin yang benar demi agama Allah yang tidak terpengaruh dengan celaan orang-orang yang mencelanya. Dengan
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan perbuatan. Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata. Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin orang yang beriman sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya Muhammad dan kepada Kitab Al Qur’an yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” An Nisa 136 Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia. Iman Kepada Malaikat Salah satu makhluk Allah swt. yang diciptakan di alam ini adalah malaikat. Dia bersifat gaib bagi manusia, karena tidak dapat dilihat ataupun disentuh dengan panca indra manusia. Sebagai muslim kita diwajibkan beriman kepada malaikat. Iman kepada malaikat tersebut termasuk rukun iman yang kedua. Apa yang dimaksud iman kepada malaikat? Iman kepada malaikat berarti meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan malaikat yang diutus untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dari Allah. Dasar yang menjelaskan adanya makhluk malaikat tercantum dalam ayat berikut ini yang artinya “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan untuk mengurus berbagai macam urusan yang mempunyai sayap masing-masing ada yang dua, tiga dan empat.” Fatir 1 Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim tentang iman dan rukunnya. Dari Abdullah bin Umar, ketika diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah bersabda, “iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari akhir serta beriman kepada ketentuan takdir yang baik maupun yang buruk.” Dalam hadits tersebut, percaya kepada malaikat merupakan unsur kedua keimanan dalam Islam. Percaya kepada malaikat sangatlah penting karena akan dapat memurnikan dan membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik. Dari ayat dan hadits di atas dapat diketahui bahwa beriman kepada malaikat merupakan perintah Allah dan menjadi salah satu syarat keimanan seseorang. Kita beriman kepada malaikat karena Al Qur’an dan Nabi memerintahkannya, sebagaimana kita beriman kepada Allah dan Nabi-Nya.
Akibat(Dampak Positif) Dampak positif yang akan dapat diperoleh umatIslam ketika menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung pada ketiga Hadis di atas ialah : a) Akan tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. b) Dapat memenuhi kebutuhan hidup sendiri sehingga tidak meminta-minta dan menjadi beban orang lain.
Ilustrasi ciri-ciri mukmin, Foto PixabayMenjadi mukmin sejati merupakan cita-cita semua Muslim. Namun, untuk menjadi seorang mukmin yang sejati pastilah tidak mudah karena banyak halangan dan rintangannya. Mukmin ialah orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT. Mematuhi segala perintah dan menjauhi seluruh Ciri Mukmin dalam Al Quran Ciri-ciri seorang mukmin dijelaskan dalam Alquran surat Al- Anfal ayat 2-4. Dalam surat tersebut Allah SWT berfirman.“Orang beriman adalah mereka yang mendengar nama Allah disebutkan, gemetar hati mereka. Jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, iman mereka bertambah dan kepada Tuhan mereka bertawakal. Yaitu orang yang salat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang beriman yang sebenarnya.” Al-Anfal2-4Dikutip dari buku Menikmati Jamuan Allah Oleh Syekh Muhammad al-Ghazali penjelasan dari ayat tersebut adalah sebagai Rasa Gemetar Hatinya kepada AllahAdapun penjelasan yang pertama yaitu orang mukmin jika disebutkan nama Allah muncul rasa takut dalam hatinya. Rasa takut tersebut adalah sebagai bentuk dari mengagungkan nama Allah. Orang mukmin tidak akan berani melanggar apapun yang telah ditetapkan menjadi suatu larangan, dan akan selalu mentaati setiap Imannya Jika Dibacakan Ayat Al-QuranIlustrasi ciri-ciri mukmin, Foto PixabaySelanjutnya, seorang mukmin menjadikan ayat Alquran sebagai prioritas utama dalam diri kaum muslimin. Mereka menjadikan ayat-ayat Alquran sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ketika Alquran dibaca baik oleh dirinya ataupun orang lain, seorang mukmin dapat mengambil manfaat tersebut dengan bertambahnya rasa Hanya kepada AllahKemudian, orang mukmin akan menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT, bukan orang lain. Orang mukmin yakin bahwa segala sesuatu hal tidak akan terwujud kecuali atas kehendak Allah mukmin akan mendirikan sholat secara sempurna. Seseorang yang telah memiliki keimanan yang kuat akan lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah sholat, baik wajib atau sunnah meski banyak gangguan. Hal ini dikarenakan sholat adalah sarana mediasi seorang hamba yang ingin berkomunikasi dengan Allah dikatakan mukmin ketika ia menginfakkan hartanya di jalan Allah SWT. Selain itu, orang mukmin pasti menunaikan kewajiban dan ibadah yang berhubungan dengan harta tersebut dengan ikhlas. Ini bertujuan untuk membersihkan harta dan menyucikan SAW juga pernah menjelaskan tentang bukti keimanan seseorang dapat dilihat dari sholat dan sedekahnya dalam hadist Riwayat Muslim. Rasulullah SAW bersabda "Sholat adalah cahaya dan sedekah adalah bukti." HR. MuslimSelanjutnya pada akhir surat Al-Anfal, ciri-ciri orang mukmin ditambah dengan kriteria khusus. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 74“Orang beriman dan berhijrat serta berjihad di jalan Allah dan orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan, mereka itulah mukmin sejati.” QS. Al-Anfal74
.
  • aegjh41x6k.pages.dev/301
  • aegjh41x6k.pages.dev/796
  • aegjh41x6k.pages.dev/230
  • aegjh41x6k.pages.dev/823
  • aegjh41x6k.pages.dev/299
  • aegjh41x6k.pages.dev/962
  • aegjh41x6k.pages.dev/847
  • aegjh41x6k.pages.dev/560
  • aegjh41x6k.pages.dev/211
  • aegjh41x6k.pages.dev/375
  • aegjh41x6k.pages.dev/424
  • aegjh41x6k.pages.dev/656
  • aegjh41x6k.pages.dev/759
  • aegjh41x6k.pages.dev/430
  • aegjh41x6k.pages.dev/125
  • bagaimanakah seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna